benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat, perekonomian Kalimantan Utara pada triwulan I 2024 meningkat atau tumbuh 4,78 persen, dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, yang mencapai Rp35,29 triliun.
Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai menjelaskan, kinerja perekonomian yang positif dipicu tumbuhnya semua lapangan usaha.
Disebutkan, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 12,80 persen.
Disusul selanjutnya, lapangan usaha Konstruksi sebesar 10,76 persen dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 10,17 persen.
“Sementara itu, lapangan usaha dengan share besar terhadap PDRB, diantaranya pertanian, kehutanan, dan perikanan; dan pertambangan dan penggalian, tumbuh masing-masing 5,01 persen dan 0,49 persen,” sebutnya, Rabu (8/5/2024).
Lebih lanjut, dijelaskannya, struktur ekonomi Kalimantan Utara menurut lapangan usaha triwulan I-2024 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama, yakni pertambangan dan penggalian (29,52 persen); pertanian, kehutanan dan perikanan (15,21 persen); perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (12,89 persen); serta konstruksi (12,36 persen).
“Peranan keempat lapangan usaha tersebut mencapai 69,99 persen terhadap total PDRB Kalimantan Utara,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Mas’ud turut memaparkan catatan peristiwa ekonomi yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian Kaltara triwulan I 2024.
Dia menjelaskan, perekonomian global tahun 2024 diprediksi Bank Dunia dan IMF akan mengalami perlambatan, bahkan stagnasi dibandingkan tahun 2023.
“Meski peran Indonesia kecil, namun dampak dari situasi global harus terus diwaspadai,” ujarnya.
Pada saat yang bersamaan, konflik timur tengah meningkat eskalasinya, ditambah konflik di Eropa yang belum selesai dan konflik di Asia Timur perlu terus dipantau.
“Saat ini juga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi China, kemudian ada perubahan iklim yang berdampak pada kenaikan harga pangan dan energi,” tuturnya.
Lanjut dia, PMI-BI (Prompt Manufacturing Index) triwulan I-2024 sebesar 52,80 persen. Angka PMI-BI triwulan I-2024 ini menunjukkan kinerja industri berada pada fase ekspansi. Pertumbuhan PMI-BI ini sejalan dengan perkembangan lapangan usaha industri pengolahan di Kalimantan Utara yang tumbuh sebesar 1,93 persen.
“Secara q-to-q (dibandingkan triwulan sebelumnya), rata-rata HBA (harga batubara acuan) triwulan I-2024 menurun sebesar 5,40 persen dibanding triwulan IV-2023. Cuaca dan gelombang tinggi di beberapa wilayah turut memicu penurunan produksi perikanan tangkap, karena jumlah trip nelayan berkurang,” jelasnya.
Mas’ud menyebutkan, pada triwulan I – 2024, aktivitas masyarakat semakin meningkat seiring dengan adanya berbagai perayaan keagamaan seperti Isra’ Miraj, Tahun Baru Imlek, Paskah, serta momen Ramadhan.
Meningkatnya aktivitas masyarakat yang menyebabkan pengeluaran konsumsi rumah tangga semakin meningkat. Kemudian, rata-rata TPK Hotel Bintang dan Akomodasi Lainnya Januari-Maret mengalami penurunan sebesar 21,57 persen, dikarenakan periode Triwulan 1 2024 memasuki masa low season. Kondisi ini ditandai dengan penurunan tingkat okupansi hotel pasca libur sekolah dan momen natal serta tahun baru.
“Penurunan TPK Hotel juga dipengaruhi oleh penurunan realisasi belanja paket meeting pemerintah di Triwulan 1 2024,” ujarnya.
Secara kumulatif, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Kalimantan Utara pada Januari-Maret 2024 mencapai 2.504 kunjungan, turun sebesar 49,21 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
“Pada Maret 2024, Kalimantan Utara mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,62 persen, inflasi bulanan sebesar 0,42 persen, dan inflasi kalender sebesar 0,66 persen,” katanya.
Mengenai realisasi belanja Pemerintah Daerah (APBD) Kaltara triwulan I 2024, tercatat belanja pegawai tumbuh 0,87 persen; belanja barang dan jasa tumbuh 12,76 persen; belanja modal tumbuh 0,79 persen; belanja bantuan sosial tumbuh 100 persen dan retribusi daerah tumbuh 29,13 persen.(*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Ramli