benuanta.co.id, BERAU – Bupati Berau Sri Juniarsih menghadiri Launching Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI) di Hotel Bumi Segah, Jalan Pulau Sambit, Tanjung Redeb pada Rabu (6/9/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Sri menyampaikan program tersebut sangat memiliko nilai positif yang bermanfaat bagi warga Bumi Batiwakkal.
“Khususnya ini bagi masyarakat petambak di 3 kampung berbeda, Kampung Pegat Batumbuk, Kampung Tabalar Muara dan Kampung Suaran,” ungkapnya Rabu (6/9/2022).
Menurutnya, program ini dapat meningkatkan peningkatan ekonomi, peningkatan pariwisata serta kearifan lokal.
“Kemudian tetap menjaga ekosistem mangrove agar tetap hidup. Ini merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Saya meminta kepada Dinas terkait dan YKAN untuk mendampingi secara teknis para petani agar bernilai ekonomi,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata dia saat ini kampung yang belum memiliki tambak ramah lingkungan agar bisa mencontoh kampung yang sudah menerapkan secure ini.
“Dengan menghasilkan panen yang besar dan tetap menjaga lingkungan. Karena siapa tau dengan mereka melihat hal seperti itu para kepala kampung ataupun nelayan yang selama ini bertambak dengan menggunakan metode yang lama itu bisa merubah tambak ramah lingkungan,” ujarnya.
Bahkan Sri Juniarsih Mas membeberkan program yang akan dilakukan dengan mengadakan Sekolah Lapang bagi petambak untuk mengedukasi terkait program tambak ramah lingkungan atau secure.
“Ini merupakan bentuk dukungan kami. Sekaligus juga berkolaborasi dengan mitra pembangunan, kemudian kami akan melengkapi sarana dan prasarana penanganan pasca panen nya supaya mutunya terjaga,” bebernya.
Selain itu, dirinya rencana akan menetapkan 3 kampung menjadi sebuah kawasan unggulan di Kabupaten Berau dengan nama Windu Lestari.
“Kampung-kampung yang lain menjadi salah satu projek ke depannya,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto menambahkan bahwa sebetulnya kegiatan tambak tidak memerlukan tambak yang luas, Banyak tambak luas tetapi tidak maksimal.
Sebagai contoh saat ini adalah inovasi yang dibangun dengan Secure Shrimp Carbon perlu maksimalkan lahan 10 hektare menjadi 2 haktare.
“Sebenarnya lahan tambak tidak perlu luas, cukup dengan 2 hektare saja dapat menghasilkan hasil panen yang sama dengan 10 hektare. Untuk 8 hektare dijaga dan dilindungi sehingga menghasilkan ekosistem mangrove dapat kembali tumbuh dan membentuk tambak yang ramah lingkungan,” bebernya.
Dirinya menargetkan program secure yang akan dilakukan di Kabupaten Berau khususnya untuk 3 Kampung, dengan luas 100 hektare di 11 tambak.
“Yang menjadi tantangan bagi kami yaitu petambak belum tahu tentang secure ini. Mereka masih harus berikan edukasi terlebih dahulu,” tuturnya.
Dirinya menyebut YKAN mempunyai program reservasi dan program daratan secara khusus di Kabupaten Berau.
“Program daratan meliputi kehutanan dan kelautan. Kabupaten Berau menjadi fokus YKAN untuk mengembangkan program secure ini.
Pembelajaran selalu kita dapatkan dan kita bagikan sehingga tidak harus di 14 provinsi saja tetapi juga dibanyak Provinsi di Indonesia,” jelasnya.
Kendati demikian Herlina ingin masyarakat harus segera diberikan pemahaman dan edukasi terlebih dahulu tentang tambak ramah lingkungan ini agar dapat diberdayakan.
“Jadi jangan cuma kita yang tau tentang teknisnya. Tetapi masyarakat juga sudah mulai berikan ilmu melalui proses belajar dari Secure ini, dan kita juga mendapatkan ilmu dari para nelayan tambak tersebut,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Nicky Saputra