benuanta.co.id, BERAU – Dampak kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Berau tergolong cukup tinggi pada beberapa pekan lalu bahkan terdeteksi titik hotspot yang terpantau cukup banyak pada setiap wilayah.
Kepala Cabang Pembantu Airnav Berau, Muhammad Iwan mengatakan bahwa kejadian tersebut hingga kini aktivitas jarak pandang dunia penerbangan pesawat tiba dan berangkat dari Bandara Kalimarau Tanjung Redeb tidak terganggu
Diketahui kata dia jarak pandang saat ini pun masih cukup relatif aman, yakni di angka 9.000 meter.
“Saat ini saya sudah konfirmasi ke BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) tadi jarak pandang masih aman,” ungkapnya Sabtu (19/8/2023).
Kemudian dari pagi tadi penerbangan pun masih beroperasi dengan normal, dan tidak ada kendala. Bahkan, tidak terdeteksi asap di landasan Kalimarau.
“Jika visibility (jarak pandang) di bawah 3.500 meter, baru lah penerbangan akan ditutup sementara, karena sudah tidak aman,” ujarnya.
Selain itu, kata dia separasi minimum sejatinya adalah jarak selamat terdekat antar 2 pesawat atau lebih yang harus tetap dipertahankan, yang kemudian dibuat menjadi standar keselamatan.
“Ketentuan ini adalah aturan internasional yang diberlakukan terhadap 2 atau lebih pesawat yang mendekat agar terhindar dari pengaruh gelombang massa udara turbulen (wake turbulence) yang diakibatkan oleh pesawat di depan atau di atasnya,” ucapnya.
Bahkan pelanggaran atau tidak terpenuhinya ketentuan itu dapat berakibat seberat-beratnya adalah terjadinya sebuah kecelakaan fatal, atau seringan-ringannya adalah sebuah insiden.
“Dan pastinya kami menghindari hal yang tidak diinginkan, jika memang tidak layak, tentu kami akan delay sementara atau tutup,” bebernya.
Terpisah Forecaster atau Peramal Cuaca BMKG Berau, Reygik Riskianera Himawan, menambahkan bahwa bulan Agustus saja pihaknya telah memantau terdapat sekitar 30 titik karhutla dengan 60 hektare lahan yang terbakar.
“Untungnya hingga kini kabut asap di Berau belum terdeteksi, sehingga untuk jalur udara masih aman untuk penerbangan,” tuturnya.
Termasuk menurutnya walau ada peningkatan jumlah titik panas di Berau di bulan Agustus ini, namun bisa saja titik panas yang terbaca di citra satelit bukan saja dari karhutla, bisa juga berasal dari batu bara.
“Tidak selalu tentang Karhutla. Jadi ada beberapa peningkatan memang. Namun bukan berasal dari karhutla saja,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli