benuanta.co.id, TARAKAN – Kebun Raya Anggrek yang sempat menjadi ikon kebanggan Kota Tarakan memiliki potensi besar untuk menarik para wisatawan. Namun kondisinya kini memprihatinkan pasca dinonaktifkan kebun oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Tarakan lantaran tidak ada kucuran anggaran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.
Berdasarkan pantauan benuanta.co.id, Kebun Raya Anggrek yang berada di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan Timur ini mengalami kerusakan parah pada bagian dalam maupun luar bangunan. Selain itu, tampak tumbuhan liar merambat memenuhi objek wisata yang sempat berjaya pada massanya.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Tarakan, Agustina Momongan menyayangkan kondisi Kebun Raya Anggrek saat ini. Padahal jika diseriusi, objek ini dapat menarik pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dinas Pertanian sebagai pengelola sempat berencana untuk menggandeng Dinas Pariwisata untuk mempromosikan taman anggrek ke khalayak ramai. Namun sampai saat ini, rencana tersebut belum terlaksana.
“Jika kebun anggrek telah di rehab Dinas Pertanian, kami berencana akan mengusulkan perubahan nama tempat menjadi Kawasan Wisata Anggrek. Peraturan Daerah (Perda) untuk tempat itu telah kami persiapkan jika Dinas pertanian resmi menggandeng kami,” ucapnya pada benuanta.co.id, Rabu (11/05/2023).
Rencana Perda tersebut nantinya akan membahas sewa tempat berjualan, tempat parkir, karcis retribusi, serta sejumlah fasilitas lainnya. Terkait anggaran rehabilitasi kebun anggrek, Agustina juga tidak mengetahuinya.
“Saya tidak tahu, bukan ranah saya,” singkatnya.
Dari segi pariwisata, Agustina menilai Kebun Raya Anggrek memiliki sejumlah potensi besar untuk menarik para wisatawan asing maupun lokal. Selain tempat wisata, objek ini dulunya kerap dijadikan sebagai sarana edukasi maupun tempat penelitian oleh wisatawan.
“Ada spesies anggrek langka yang jenisnya hanya ada di Tarakan, hal ini menjadi pemikat menarik wisatawan,” tandasnya. (*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Yogi Wibawa