Gerhana Hibrida Tak Terlihat Jelas di Kaltara, Ini Sebabnya

benuanta.co.id, TARAKAN – Gerhana matahari hybrida dijadwalkan terlihat di sebagian wilayah Indonesia pada 20 April 2023. Di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) sendiri gerhana matahari hybrida dijadwalkan terlihat mulai pukul 11.00 WITA, puncaknya 12.25 WITA dan berakhir 13.50 WITA. Namun, berdasarkan pantauan, bulan tak terlihat dengan jelas menutupi sebagian matahari.

Salah satu masyarakat Tarakan, Febri (24) mengaku gelapnya wilayah Tarakan pada siang hari ini bukan karena gerhana. Melainkan karena awan mendung yang menggulung tebal.

“Iya seperti nya malah tidak terlihat mataharinya tertutup bulan. Yang ada mendung juga tak terlihat jelas gerhananya,” ucapnya kepada Benuanta, Kamis (20/4/2023).

Baca Juga :  Komisi III DPRD Tarakan Tinjau Genangan Air Dekat RSUKT, Dirut Harap Drainase Dikeruk DPUTR dan DLH

Dikonfirmasi secara terpisah, Forecaster BMKG Tarakan, Ida Bagus Gede Yamuna menerangkan tak terlihatnya gerhana secara jelas dikarenakan dua faktor yakni cuaca dan magnitude gerhana.

Khususnya di wilayah Tarakan Barat dan Utara yang masih didominasi pertumbuhan awan.

“Sehingga menghalangi pandangan ke atas. Dan tutupan awan ini sifatnya lokal. Jadi memang di beberapa tempat di Tarakan ada yang terlibat jelas dan ada yang tidak gitu,” terangnya saat dihubungi.

Baca Juga :  Libur Nataru, Keberangkatan di Bandara Juwata Meningkat 31 Persen

Sementara untuk magnitude sendiri, wilayah Kaltara berada pada magnitudo 0,5 hingga 0,6. Dijelaskan Bagus, gerhana dapat terlibat dengan jelas jika berada pada magnitudo mendekati angka 1.

“Semakin nilainya mendekati 0, maka gerhana tidak dapat terlihat di wilayah kita. Kalau dia 1 berarti gerhananya bisa dilihat secara total,” sambungnya.

Lebih jauh diuraikannya, di wilayah Kaltara yang memiliki magnitude terbesar untuk melihat gerhana ialah Tanjung Selor dan Tana Kuning yakni sebesar 0,55 hingga 0,57.

Baca Juga :  BMKG Sosialisasikan Wajah Baru Website Resmi, Mampu Pantau Cuaca hingga Tingkat Kelurahan

“Jadi kesimpulannya di wilayah lain seperti Krayan, Malinau dan Nunukan itu tidak terlihat. Mungkin bisa. Tetapi magnitude nya tak sebesar di Tarakan dan Tanjung Selor,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *