benuanta.co.id, BULUNGAN – Tahun ini penataan tata ruang kota, khususnya pada bangunan yang melanggar Garis Sempadan Bangunan (GSB) menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan.
Bupati Bulungan Syarwani mengataka, telah menginstruksikan DPUPR melakukan penataan tata ruang kota karena Bumi Tenguyun kini pertumbuhan penduduk mulai semakin meningkat setiap tahunnya.
“Penataan ruang dan lingkungan sangat berdampak pada masa mendatang untuk tercipta keindahan daerah kita. Kami berharap DPUPR tahun ini, kalau bisa segera ditindaklanjuti,” ucapnya pada Jumat (10/2/2023).
Menurutnya, sudah ada regulasi yang telah ditetapkan Pemkab Bulungan berkaitan dengan kepengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
“Regulasi dikeluarkan untuk bangunan itu sudah ada,” tegasnya.
Namun lanjut Syarwani, saat ini yang membuat masyarakat kesulitan mengurus izin bangunan yang sudah ada sejak regulasi tersebut dikeluarkan.
“Pemkab akan lakukan koordinasi dengan DPRD. Daerah yang saat ini perlu diskresi yakni Kampung Arab. Mengingat, ini akan jadi kawasan kota tua jika bisa diskresi,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas DPUPR Bulungan Khairul menambahkan sesuai arahan Bupati mengenai GSB sampai sekarang masih menunggu pengesahan.
“Perda GSB sudah kita laksanakan revisinya. Akan tetapi, hingga kini masih kita tunggu pengesahannya oleh DPRD,” bebernya.
Ia mengungkapkan nanti bakal ada GSB yang akan dinolkan yaitu paling tidak bangunan harus memiliki parkir.
“Seperti halaman, minimal satu ukuran mobil standar,” ungkapnya
Pasalnya, GSB ini dibuat kata dia, agar ada kawasan daerah hijau dan halaman parkir mobil.
“Dan sejauh ini, setiap rumah sudah memenuhi standar,” imbuhnya.
Seperti kota tua di Kampung Arab, ke depan Pemkab Bulungan harus ada kebijakan khusus.
“Karena lokasi Kampung Arab memang sudah di pinggir jalan. Nah kita harus ada kebijakan khusus. Akan tetapi, khusus untuk GSB tidak juga dinolkan, sebab diukur dan menyesuaikan,” tuturnya.
Karena sebagai informasi, Khairul menjelaskan GSB tahun ini lebih diundurkan dibanding tahun sebelumnya.
“Ini menyesuaikan pergerakan perekonomian dan ada kawasan yang memang membutuhkan bangunannya lebih maju,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor: Ramli