Rata-Rata Perempuan di Kaltara Lahirkan 2 hingga 3 Anak pada Usia Subur

benuanta.co.id, BULUNGAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), pertama kalinya merilis hasil Long Form Sensus Penduduk (LF SP) 2020 semenjak Kaltara lahir di tahun 2012 lalu.

Statistisi Ahli Madya BPS Kaltara, Basran mengatakan pihaknya belum dapat melihat perbandingan apakah ada kenaikan atau tidak terkait data penduduk, terutama hasil data SP 2010 karena masih bergabung dengan Provinsi Kalimantan Timur.

“Dari hasil LF SP 2020 mencatat angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) Kaltara sebesar 2,35 yang artinya perempuan rentang usia 15 hingga 49 tahun rata-rata melahirkan 2 sampai 3 anak selama masa usia suburnya,” ujar Basran kepada benuanta.co.id, Senin 30 Januari 2023.

Di mana perhitungan angka TFR sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya.

Baca Juga :  Kejati Kaltara Komitmen Lakukan Penyidikan Perkara

Kata dia, penurunan kelahiran mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut turun. Kondisi tersebut bisa mengakibatkan rasio ketergantungan jadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.

“Kondisi fertilitas atau kelahiran menuju Repalcement Level, atau setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi,” paparnya.

TFR Provinsi Kaltara LF SP 2020, Malinau sebesar 2,32, Bulungan sebesar 2,36, Tana Tidung sebesar 2,99, Nunukan sebesar 2,38 dan Tarakan sebesar 2,29. Untuk angka kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau Age Spesific Fertility Rate (ASFR).

Gambar grafiknya berbentuk U, yaitu kelompok usia muda anak yang dilahirkan rendah, semakin bertambah usia semakin banyak, puncaknya pada perempuan usia 25-29 tahun, setelah itu terjadi penurunan angka kelahiran.

“Jadi, ada 33-34 kelahiran dari 1.000 perempuan usia 15-19 tahun, lalu 94-94 kelahiran di usia 20-24 tahun, puncaknya ada 133-134 kelahiran di usia 25-29 tahun, 112-113 kelahiran pada usia 30-34 tahun, 68-69 kelahiran di usia 35-39 tahun, mulai menurun dengan 23-24 kelahiran di usia 40-44 tahun dan 4-5 kelahiran di usia 45-49 tahun,” sebutnya.

Baca Juga :  Satu Lantai di Tarakan Mall Digratiskan untuk UMKM Lokal

“Untuk kelahiran kasar atau CBR, hasil LF SP 2020 mencatat ada 19,40 kelahiran hidup di antara 1.000 penduduk Kaltara. Kabupaten Tana Tidung memiliki angka CBR paling tinggi sebesar 24,70 kelahiran dan angka CBR paling rendah ada di Kota Tarakan sebesar 19,28 kelahiran,” tambahnya.

Basran menyebutkan untuk mortalitas atau kematian, pada angka kematian penduduk usia dini atau Infant Mortality Ratio (IMR) yakni kematian pada usia 0 sampai 11 bulan, angka kematian bayi (AKB) tercatat ada 16,65 per 1.000 kelahiran hidup.

“AKB tertinggi di Kaltara paling tinggi sebesar 18,32 per 1.000 kelahiran hidup ada di Nunukan dan paling rendah ada di Tarakan sebesar 13,93 per 1.000,”

Baca Juga :  HUT ke-79, TNI AU Bakal Kado Pesawat Tempur hingga Alutsista Canggih

Sementara angka kematian anak usia 1-4 tahun sebesar 2,78 yakni didapati sekitar 3 kematian dari 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita sebesar 19,43 artinya setiap 1.000 balita Kaltara ada 19 sampai 20 tidak berhasil mencapai usia 5 tahun.

Basran menambahkan angka kematian ibu atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Kaltara tercatat ada 194 kematian perempuan pada saat hamil, saat melahirkan atau masa nifas per 100.000 kelahiran hidup.

“MMR regional Kalimantan paling tinggi Kalimantan Barat yakni 246 kematian, Kalimantan Selatan ada 224 kematian, Kalimantan Tengah ada 200 kematian, Kaltara ada 194 kematian dan Kalimantan Timur ada 177 kematian,” pungkasnya. (*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor : Nicky Saputra

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *