benuanta.co.id, TARAKAN – Jarang diketahui oleh masyarakat, produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Kota Tarakan ternyata telah berkembang memiliki keunikan dan daya saingnya tersendiri.
Produk-produk yang dimiliki UMKM asal Kota Tarakan, tidak kalah dengan produk dari luar daerah. Baik dari segi kualitas rasa, kemasan hingga harga jualnya yang ekonomis.
Siti Samaniatun (65), salah satu pegiat UMKM Tarakan mengatakan Kota Tarakan memiliki bahan-bahan dasar yang melimpah untuk dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki daya jual tinggi.
Pensiunan ASN yang pernah bekerja di bidang kesehatan makanan atau lebih tepatnya makanan herbal tersebut menyebutkan, dari bahan dasar di Tarakan, dirinya mampu mengolahnya menjadi Abon Kepiting, Kerupuk Kepiting Kecil (Little Crab), hingga Kopi Rumput Laut dan Kopi Babok Suku Tidung.
“Semua bahannya dari Tarakan dan bisa didapatkan dengan mudah. Bahkan, di daerah luar bahan seperti kepiting kecil dibandrol dengan harga Rp 85 ribu/kg, tapi di Tarakan kepiting kecil bisa didapatkan dari sisa-sisa penjualan kepiting yang tidak digunakan dan diambil secara cuma-cuma,” ujar Siti.
Dijelaskan Siti, seluruh produk diolah di kediamannya sendiri menggunakan jasa kelompok tetangga yang memerlukan pekerjaan.
Dari produk Little Crab biasanya bisa diproduksi dengan jumlah 100 hingga 200 kemasan per bulan, kemudian dijual dengan rata-rata harga senilai Rp25 ribu per kemasan.
Selain itu beragam produk unggulan lainnya seperti Kopi Rumput Laut, turut menjadi perhatian karena keunikannya. Cara pembuatannya pun cukup mudah, karena diolah dengan biji kopi yang sudah diroaster, kemudian dicampur dengan rumput yang sudah kering.
Kemudian produk Kopi Babok yang sudah menjadi resep turun temurun minuman asli Suku Tidung di Kota Tarakan. Menurut sejarahnya, suku Tidung yang dahulu banyak bekerja sebagai nelayan, kopi babok dipercaya dapat menghangatkan tubuh para nelayan usai bekerja.
“Macam-macam produk kopi ini juga dinilai lebih menyehatkan ketimbang kopi pada umumnya. Selain itu, kopi juga bisa dicampur dengan susu atau campuran lain sesuai selera. Saya dapat ide produk ini karena melihat potensi tinggi yang ada di Tarakan namun jarang dimanfaatkan,” terangnya.
Terpisah, Ratna Sugiharti (57) pegiat UMKM Tarakan lainnya menyebut produk minuman tradisionalnya yang menjadi unggulan para konsumen.
Kata Ratna, produk UMKM minuman kesehatan asli Tarakan yang bernama Morni ini, telah berdiri sejak tahun 2006 silam.
“Produk kami diolah dari tumbuhan yang berkhasiat dan telah terbukti menyembuhkan berbagai macam penyakit yang telah diwariskan turun temurun,” sebutnya.
Produk minuman tradisional instan yang telah diolah Ratna antara lain adalah jahe merah, jahe putih, kunyit kuning, kunyit putih, kencur, temulawak dan teh daun gaharu.
“Semua produk saya diolah menggunakan bahan-bahan organik asli dari Tarakan dengan kisaran harga Rp25 ribu per kemasan. Durasi pembuatannya cukup cepat, 10 kg hanya membutuhkan 2,5 jam,” tuturnya.
“Produk kami telah menyebar ke beberapa daerah di luar Tarakan, contohnya Kaltim, Sulawesi, Jawa, Bali, Sumatera hingga ke luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darusalam,” tutupnya.
Untuk diketahui, produk-produk unggulan UMKM Tarakan ini bisa diperoleh di Pusat Oleh-oleh UMKM Centre di Jalan Pattimura Kota Tarakan. (*)
Reporter: Matthew Gregori Nusa
Editor: Yogi Wibawa