benuanta.co.id, Makassar – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan (Sulsel) baru saja melakukan pemutakhiran Daftar Pemilih Berkelanjutan (DPB) pada Juli 2022.
Jumlah DPB di Sulsel sejauh ini sebesar 6.126.977 pemilih. Komisioner KPU Sulsel, Uslimin Densi mengatakan DPB tersebut dibagi dalam tujuh kelompok umur pemilih, yakni, usia 17 – 20, 21-30, 31-40, 41-50, 51-60, 61-70 dan 70 ke atas.
Dari kelompok pemilih tersebut, kata Uslimin terbesar merupakan usia 21 sampai 30 tahun mencapai 1.479.933 pemilih atau 24,15 persen.
“Ini kelompok pemilih terbesar berdasarkan data per Juli,” kata mantan Pemimpin Redaksi Harian Fajar itu kepada awak media, Selasa, (9/8).
Kemudian disusul kelompok usia 31-40 tahun sebesar 1.289.566 pemilih atau 21,05 persen. Lalu kelompok usia 41-50 tahun sebesar 1.211.993 pemilih atau 19,79 persen.
Kemudian kelompok usia 51-60 tahun sebesar 917.003 pemilih atau 14,96 persen. Selanjutnya kelompok usia 61-70 tahun sebesar 535.057 pemilih atau 8,73 persen.
Serta kelompok usia 70 tahun ke atas sebesar 367.388 pemilih dan kelompok umur 17 tahun ke atas hingga 20 tahun sebesar 326.007 pemilih atau 5,32 persen.
Menurut Uslimin, dengan data tersebut dapat dikategorikan bahwa kelompok pemilih milenial mencapai 60 persen di Sulsel. Kendati pemilih milenial berusia 40 tahun ke bawah.
“Jadi kalau jumlah ini, 60 persen lebih itu merupakan pemilih milenial. Usia produktif kalau peserta pemilu paham ini, mereka bisa menyesuaikan bagaimana pola pendekatannya (merebut suara masyarakat, red),” kata Uslimin.
Dengan begitu, suara pemilih milenial dipastikan akan menjadi magnet tersendiri atau primadona dalam kontestasi Pemilu 2024. Kendati pemilih milenial dianggap menjadi basis paling besar dalam perhelatan pesta demokrasi akan datang.
Bahkan suara pemilih muda dianggap paling potensial untuk menggenjot perolehan dukungan, baik terhadap partai maupun kandidat yang akan maju di event politik.
Sejumlah partai bahkan telah melihat peluang tersebut dengan memanfaatkan berbagai kekuatan untuk menggaet pemilih millenial.
Setiap partai politik sudah mulai memantapkan organisasi sayap muda yang siap berebut suara milenial.Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Sulsel, Rahman Pina mengatakan menjelang 2024, pihaknya mulai menerapkan pendidikan politik untuk anak muda.
Salah satu bukti yang telah terlihat adalah kehadiran Golkar Institute, sekolah pemerintahan dan kebijakan publik dari Partai Golkar yang sasarannya adalah anak muda di bawah 40 tahun.
“Jadi, mereka diberi pengetahuan kebijakan publik speaking. Bahkan karena kita mau alumni Golkar Institut ini betul-betul menjadi kader Golkar yang handal, tidak hanya pendekatan yang pragmatis, tapi memang pendidikan politik untuk mengawal Golkar,” jelasnya.
Lebih lanjut, anggota DPRD Sulsel itu menjelaskan, AMPG selaku sayap Partai Golkar yang memiliki misi khusus menarik pemilih milenial bakal melakukan kegiatan tema milenial untuk menarik perhatian kaum muda.
“Misalnya dalam waktu dekat ini memang kita akan membuat instruksi setiap AMPG daerah, harus punya tempat nongkrong, bertujuan anak-anak muda saling bertukar pikiran,” katanya.
Tak hanya itu, selain target politik ke depan, AMPG sendiri bakal melaksanakan dialog-dialog kebangsaan politik pemerintahan yang banyak isu-isu sentral kepemudaan nanti dijalankan.
“Bisa menjadi pusat kegiatan anak mudanya Golkar terus juga yang terakhir dari sekian banyak program di AMPG,” tandas Ketua Komisi D DPRD Sulsel ini. (*)
Reporter : Akbar
Editor : Nicky Saputra