Oleh : Nicky Saputra, Pemred benuanta.co.id/Ketua PWI Kaltara
USAI menghadiri acara ramah – tamah di rumah jabatan Gubernur Sulawesi Utara, (7/2) semalam. Saya dan Gurbernur Kalimantan Utara (Kaltara) Pak Zainal serta rekan-rekan PWI yang menghadiri Hari Pers Nasional (HPN) Kendari 2022, bergeser ke Hotel Claro. Kami ngobrol santai, sambil ngopi-ngopi.
Saya duduk tepat di samping beliau. Saya bicara soal agenda HPN di 8 – 9 Februari. Beliau siap menghadiri semua agenda penuh HPN. Handphone Samsung miliknya yang diletakkan di atas meja menyala. Notifikasi pesan singkat tak putus-putusnya.
Begitu handphone digenggamnya, raut wajah beliau berubah. Saya terus memperhatikan gesture beliau. Pikir saya “Pasti ada sesuatu.” Kerutan di dahi menambah keyakinan saya. Rokok yang belum habis sempurna di tangan kirinya ditekannya dalam-dalam di asbak di atas meja. Handphone di genggamannya tak lagi dilepasnya. Sambil melihat gambar – gambar yang dikirim ke handphonenya,, sekilas saya lihat gambar mobil hitam. Pikir saya, mobil beliau di Jakarta rusak (lecet) lalu dikabari pihak keluarga.
Handphonenya berdering, dengan tenang beliau angkat dan mendengarkan penjelasan. Tak banyak yang diucapkan beliau, kalimat “Astaghfirullah,” terucap dua kali dari mulut beliau. Raut wajahnya terlihat tidak tenang, tatapannya sempat kosong. Kembali diletakkannya handphone di atas meja. Setelah meminum kopinya, membakar rokok dengan hisapan pertama yang amat dalam. Sepertinya sangat-sangat gelisah menunggu kabar.
Beliau saya anggap sangat tegar, malam itu. Sempat membuka suasana yang tadinya tenang di meja kami dengan canda, dan sesekali menatap layar televisi di samping kiri tempat duduknya.
Handphone kembali diambilnya, membuka pesan singkat yang penuh dengan foto-foto yang menambah kecemasan saya akan sesuatu dari pesan singkat itu. Setelah membalas pesan singkat, beliau sempat menggosok wajahnya dengan kedua tangannya.
Saya terdiam, tak lagi mau bicara soal agenda. Beliau sesekali menatap saya di samping kanannya. “Besok pagi ayo kita joging,” saya mengiyakan. “Saya yang cari rute pak,” beliau senyum “Saya tunggu jam 6”. Beliau meminta ajudan mengambil pakaian yang sudah dia belikan untuk kami olahraga, sepasang baju training warna abu-abu. “Ada tulisan Kaltara, kita pakai ini nanti pagi,” ungkapnya sambil berdiri dari tempat duduknya. “Saya mau istirahat. Kita bubar dulu, sudah larut,” pamitnya kepada kami sekitar 00.15 dini hari.
Bersiap joging pagi, tiba-tiba ajudan beliau mengabarkan kepada kami jika beliau membatalkan semua agenda. Kami sempat bingung. Pikir saya pasti ada sesuatu yang menggoresnya, dan harus meninggalkan Kendari pagi – pagi.
Padahal, pukul 13.00 WITA beliau diagendakan menerima penghargaan Gubernur Inisiator Olahraga oleh SIWO Pusat, yang akan diserahkan langsung Menpora. Sampai pada acara, beliau diwakili Ketua KONI Kaltara yang sejak beberapa hari belakangan ikut mendampingi beliau hingga ke Kendari.
Jantung saya berdetak cepat, bulu badan sempat merinding ketika mendapat kabar duka terkait anak beliau kecelakaan. Pesan tersebut diterima Ketua KONI langsung dari beliau. Saya tarik napas dalam, berdoa, lalu mengabarkan ke rekan saya di lokasi lain acara HPN. Saya dan Ketua SIWO Kaltara bertanya kembali kepada Ketua KONI terkait perihal itu, benar-benar memastikan kabar. Ketua KONI memperlihatkan chat di handphonenya. Ia pun seketika pamit kepada saya dan memutuskan untuk terbang ke Jakarta, siang itu.
Turut berduka sedalam – dalamnya untuk anak Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang. Untuk keluarga yang ditinggalkan, diberikan ketabahan. Segenap keluarga besar PWI dan SIWO Kaltara memberikan doa terbaik untuk almarhum. (*)