Sambut Tahun Baru Imlek, 7 Tahapan Sembahyang Umat Tionghoa

benuanta.co.id, TARAKAN – Kemeriahan perayaan Imlek Selasa 1 Februari 2022 terpantau ornamen-ornamen berwarna merah khas Imlek turut memberi warna Kelenteng Konghucu Toa Pek Kong yang terletak di jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pamusian.

Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Tarakan, Ayi Diyanto menjelaskan persembahyangan dimulai kemarin pagi hingga malam.

“Karena hari ini untuk penentuan penanggalan China, tanggal satu inilah ya dan sembahyang nya mulai kemarin dari pagi sampai jam 12 malam,” jelasnya, Selasa (1/2/2022).

Adapun dikatakannya terdapat sebanyak 7 tahapan yang dilakukan dalam persembahyangan ini.

Berdasarkan pantauan, umat Tionghoa bermula dari arah depan pintu Kelenteng mulai membakar dupa dan membaca doa di depan pintu.

Setelahnya, memasuki pintu dan
menuju meja sembahyang sembari mengangkat dupa dengan kedua tangannya hingga persis di depan kening, mengayun-ayunkannya, seraya menunduk berulang kali.

Baca Juga :  10 Pecandu Sabu Diamankan BNNK di Selumit Pantai

“Sembahyang itu ada tujuh tahapan diluar itu dewa langit, kemudian ada ini penjaga kiri dan kanan, ada Tape Kong, ada Kwan Im, kemudian Dewa Perang dan Dewa Bumi,” tuturnya.

Setelah malam persembahyangan kemarin, Ayi menuturkan pada hari ini hanya fokus bersilahturahmi dengan keluarga dan persembahyangan dapat dilakukan besok, 3 Januari 2022.

“Kalau hari ini palingan di Kelenteng cuma bakar dupa saja, kita fokus silaturahmi keluarga dan sembahyang dilanjutkan besoknya bisa, ada jeda sehari,” tuturnya.

Ayi yang juga merupakan Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tarakan menerangkan bahwa makna Imlek adalah musim bersemi di negara China. Namun, di wilayah Indonesia sendiri ialah penyambutan hari tahun baru dengan kegembiraan.

Baca Juga :  DPR-RI Komisi V Lakukan Peninjauan Infrastruktur ke Kota Tarakan, Nilai Beberapa Jalan Perlu Perawatan

Meski kasus Covid-19 melandai, ia menghimbau agar sembahyang dan perayaan dilakukan dengan sederhana dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Saya batasi juga yang sembahyang ya 50 persen lah, dari total jumlah umat Tionghoa di Tarakan ada sekitar 600 orang,” terangnya.

“Kalau tahun 2020, 2021 kita tidak ada open house sama sekali, tapi tahun ini ada. Dengan catatan hanya untuk keluarga ya,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu umat Tionghoa yang turut melakukan sembahyang malam Imlek merasakan kebahagiaan yang tidak terkira di tahun ini.

Ia menyebutkan, bahwa tahun ini ia dapat kembali berkumpul bersama keluarga setelah dua tahun tak berjumpa.

Baca Juga :  Dalami Kasus Pungli Kelurahan Juata Laut, Polisi Periksa 10 Saksi

“Ya berjumpanya mungkin pas di luar tahun baru Imlek ya karena kan kemarin itu puncak-puncaknya pandemi, dan syukur tahun ini bisa merayakan bersama keluarga,” ucap Dicky Wahyudi.

Dicky mengatakan, ia memiliki harapan besar terhadap suasana di tahun 2022 ini.

“Ya kita palingan selalu berdoa, dan pandemi, virus-virus segera berlalu juga karena kelihatannya tahun ini shionya juga bagus, cocok sekali untuk kemakmuran juga,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *