benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Kasus pencurian sarang burung di Desa Tanah Merah Barat, Kecamatan Tana Lia makin meresahkan warga. Terlebih, pencuri sarang burung yang terbilang sulit ditangkap pihak kepolisian makin dikhawatirkan warga Tanah Merah.
Seperti yang dialami Wahyu, salah seorang warga Desa Tanah Merah Barat yang menjadi korban pencurian sarang burung di Rumah Burung Walet (RBW) miliknya pada Sabtu, 25 September 2021.
Diterangkannya, pencurian RBW miliknya merupakan kejadian yang keempat kalinya. Meski lokasi RBW terbilang tak jauh dari pemukiman warga setempat, bukan menjadi alasan bagi pencuri sarang burung untuk tak beraksi.
“Kalau punya (RBW) saya itu (dicuri) sebelum bulan puasa sekali, menjelang Idul Fitri, Idul Adha, dan yang terbaru ya tadi,” cetusnya.
Mulanya, sehari sebelum aksi pencurian di RBW miliknya terjadi, ia seperti biasa melakukan pengecekan RBW. Mulai dari memeriksa setiap ruangan RBW hingga pintu masuk RBW.
“Tengah malam itu (Sabtu dini hari) memang hujan lebat, saya curiga di situ dia kesempatan bobol pintu masuk RBW saya. Kalau dilihat dari bekas gemboknya, kemungkinan dipukul pakai palu besar. Soalnya gembok dan pengaitnya di dinding rusak semua,” terangnya kepada benuanta.co.id.
Ia sudah bisa mengetahui RBW-nya dibobol maling setelah beberapa meter dari pintu masuk RBW, tampak pintu RBW tak lagi tertutup rapat. Benar saja, saat dirinya hendak masuk ke dalam RBW, ia tak lagi memerlukan kunci lantaran gembok sudah dirusak.
“Saat saya masuk lihat sekeliling sudah tidak ada yang tersisa (sarang burung walet) lagi. Memang saya belum ada niat panen meski sudah waktunya panen, karena sehari sebelum pencurian ini saya cek masih banyak telur di sarang (walet),” tuturnya.
Belajar dari kejadian sebelumnya, ia sudah tak lagi meletakkan tangga dan kursi di dalam RBW, lantaran sering digunakan pencuri untuk memetik sarang burung walet. Namun naas, meja yang dianggapnya jabuk dan tidak mungkin dinaiki malah menjadi salah satu perantara maling menguras habis sarang burung walet di dalam RBW.
“Meja itu ada di dalam (RBW) nggak saya kasih keluar karena memang jabuk. Pikir saya kalau dinaiki pasti patah kaki meja itu. Rupanya dipakai sama malingnya, dan memang patah hingga dibuat penyanggah sama malingnya biar tidak patah kaki meja itu,” paparnya.
Mirisnya, sejak awal dibangun hingga kini ia belum merasakan hasil dari sarang burung tersebut lantaran terus-terusan menjadi korban pencurian sarang burung.
“Tempat saya itu memang banyak juga yang punya RBW, tapi tempat saya terbilang agak jauh dari pemukiman warga. Mungkin itu juga yang menjadi salah satu alasan RBW saya yang menjadi bulan-bulanan maling sarang walet,” terangnya.
Ia berharap kepolisian setempat dapat mengungkap pelaku pencurian sarang burung walet yang terbilang marak di Desa Tanah Merah Barat. Hal itu tak lain karena kekhawatiran warga terhadap aksi lanjutan para pencuri sarang burung walet.
“Semogalah pelaku pencurian ini ditangkap, karena bukan satu dua orang saja yang menjadi korban. Rata – rata orang yang punya RBW pasti was-was juga kalau pelakunya belum ditangkap,” tutupnya. (*)
Editor : Nicky Saputra