BERDASARKAN data yang dihimpun Basarnas Tarakan, nelayan yang terlibat dalam kecelakaan kerja saat berada di laut bisa dibilang cukup banyak. Hal itu menjadi dasar Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan untuk merancang jaminan sosial kepada nelayan yang menjadi korban laka laut di Tarakan.
Wali Kota Tarakan. dr H Khairul, M.Kes menyambangi kediaman Sudirman, seorang nelayan yang dilaporkan hilang saat turun menjala udang di perairan Marungu Pulau Tias Kabupaten Bulungan. Mewakili pemerintah daerah Wali Kota memberikan bantuan secara pribadi dan dukungan moril agar pihak keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan dalam penantian pencarian Basarnas.
Menurut dr. Khairul Pemkot Tarakan mengupayakan untuk memberikan bantuan sekaligus perlindungan sosial bagi para nelayan ketika menjalankan profesinya. Sebab, selama ini tak sedikit nelayan mengalami kecelakaan laut seperti jatuh ke laut yang mengalami cacat berat hingga meninggal dunia mengalami kejadian berulang.
“Sebenarnya program dari kementerian itu kan ada asuransi kecelakaan itu, tapi memang tidak merata secara keseluruhan. Ini yang saat ini masih kami pikirkan dan lagi hitung-hitung juga mudah-mudahan kemampuan keuangan juga memungkinkan, kita bisa bangun seberapa nantinya,” ujar Walikota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes.
“Inikan anggaran sedang berjalan dan lagi dihitung berapa sih yang bisa untuk digunakan untuk jaminan kecelakaan kerja ini. Karena kalau sudah begini kasihan keluarga dan sebagainya tidak dapat santunan apa-apa. Dari Pemerintah Daerah (Pemda) mau memberi santunan terbatas juga keuangan kita. Sehingga saya kira akan lebih bagus kalau ada seperti jaminan begitu ya, tapi ini sedang kita hitung-hitung dulu kemampuan keuangan kita,” tambahnya.
Orang nomor satu di Tarakan ini juga berharap jikapun bantuan jaminan sosial yang bakal direalisasikan tersebut nantinya juga akan melakukan verifikasi kembali. “Tahun 2019 dari kementerian itu kalau tidak salah hanya bisa memberi bantuan kepada nelayan kita di Tarakan sekitar 900 nelayan. Tetapi kalau didata kita itu ada 4000 lebih nelayan. Nah ini mungkin perlu dilakukan verifikasi dan validasi lagi yang betul-betul asli nelayan. Karena biasanya kalau sudah bantuan semuanya mau menjadi nelayan, termasuk (bantuan) BBM dan sebagainya untuk kemudahan mendapatkan kuota BBM,” tukasnya. (gik/ram/kik)