TANA TIDUNG- Jasa transportasi ojek di Kabupaten Tana Tidung (KTT) sejak beberapa tahun terakhir ini semakin kurang diminati masyarakat. Masyarakat yang menggantungkan hidupnya di jasa tersebut penghasilannya semakin kurang lantaran sepinya penumpang.
Bontang, pria yang sehari-harinya mengojek di Pelabuhan Tunon Taka Tana Tidung mengaku, di tengah kondisi sulit saat ini jumlah penumpang semakin menurun. Dan penghasilannya pun dalam sehari sudah tidak menentu.
“Beda jauh dulu dengan sekarang. Dulu jumlah kendaraan roda dua tidak sebanyak sekarang, otomatis ojek masih laris, sekarang sudah tidak bisa diharap. Sekarang ini orang-orang sudah banyak yang punya kendaraan sendiri karena mudahnya proses kredit motor,” ujar Bontang.
Menyiasati pendapatannya, dirinya harus mencari peluang usaha yang lain seperti jasa antar jemput para pegawai dan anak sekolah, serta berjualan pulsa.
Kadir, pengojek lainya yang juga sehari-harinya mengojek di Pelabuhan Tunon Taka Tana Tidung pun juga mengungkapkan hal yang sama. Bahkan, dia mengaku sudah menjalani profesi ini selama bertahun tahun.
“Kalau keadaan sepi penumpang belum seberapa bagi saya. Yang sakit itu kalau kita dibohongi penumpang. Setelah diantar sampai tujuan, alasanya tunggu sebentar, eh malah dia tiba-tiba kabur,” ujarnya.
Kadir pun kini hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini. Baginya kini yang terpenting dirinya bisa bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya di rumah.
“Untuk sekarang ini janji-janji Pemerintah sama tukang ojek sudah capek kami dengar mas. Sudah tidak berharap lagi kalau besok-besok ada dijanjiin ini itulah. Paling ujung-ujungnya hanya cari suara saja. Kalau sudah naik, lupa dengan janjinya,” ungkapnya.(*)
Reporter: Dwi Widdyaswiranata
Editor : M. Yanudin