Cepat Habis, Kuota dan Distribusi Elpiji 3 Kg Dikeluhkan Warga

TANA TIDUNG – Elpiji 3 kg di Kabupaten Tana Tidung (KTT) masih sering langka, khususya di Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap. Warga mengaku masih sulit mencari elpiji 3 kilogram. Pasalnya baru dua hari datang, langsung ludes sehingga warga lainya tak kebagian.

Kedatangan tabung gas elpiji 3 kilogram dari Berau, Kaltim yang per bulannya KTT mendapatkan jatah 3 ribu tabung dengan 3 kali kedatangan, dianggap warga belum merata dalam proses penyalurannya.

“Ini kalau saya anggap tidak merata ya pak, masa baru saja dua hari tabung sudah habis, pas mau beli semua pangkalan kosong. Bagaimana ini?” keluh salah seorang warga, Johan (38) yang saat itu keliling mencari elpiji.

Nurdin (40) warga lainnya pun mengeluhkan pendistribusian elpiji 3 kilogram yang ini sangat tidak efektif. Pendistribusian elpiji 3 kilogram tersebut sudah diatur oleh pemerintah menggunakan kartu kendali. Di mana warga harus membawa kartu untuk membeli elpiji ke pangakalan.

Baca Juga :  Menko Zulhas Optimistis Penghentian Impor Gula Terlaksana pada 2025

“Saya kira juga tidak efektif karena terkadang pas mau beli juga tiba-tiba kosong. Kalau mau dapat, begitu mobilnya datang kita harus ada di situ, kalau tidak langsung habis, tidak sempat bermalam. Nah kasian yang tidak sempat beli saat itu,” ungkapnya.

Menurutnya, jatah untuk KTT tidak sesuai dengan jumlah warga KTT yang membutuhkan. “Bisa saja kan truk itu singgah di jalan dan menjualnya kepada yang lain, karena sering sudah warga melihat dan mendapatkan informasi bahwa truk tersebut sering mampir ke lain untuk menjual elpiji itu ke yang lain. Ketika sampai di KTT itu sudah berkurang jumlahnya,” ungkap Nurdin.

Baca Juga :  Angka Ekspor Masih Bergantung ke Harga Pasar Dunia

Menurutnya, pemerintah dalam hal ini dinas terkait harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap oknum yang memanfaatkan momen ini. “Kalau bisa ketika truk itu tiba di KTT mohon pihak terkait memeriksa satu per satu di atas truk, apakah isi dari tabung tersebut penuh atau malah kosong. Jika kosong berati itu sudah ditukar selama dalam perjalanan ke KTT. Jika sperti ini kan kasian warga tidak kebagian terus,” jelasnya.

Dikonfirmasi, Kepala Disperindagkop dan UMKM KTT, H. Hadi mengatakan, pihaknya sering melakukan pengawasan terhadap agen maupun pangkalan yang ada di KTT. Ini bertujuan agar kelangkaan tidak lagi terjadi dan distribusi elpiji tepat sasaran. Harga Eceran Tertinggi (HET) pun sudah diatur oleh pemerintah, yaitu Rp 27 ribu per tabung

Baca Juga :  Jaringan Listrik PLTA Mentarang ke KIHI Mulai Disosialisasikan

“Sekarang kita juga bekerjasama dengan Bumdes, ini kita lakukan untuk mengantisipasi oknum yang bermain,” katanya.

Pihaknya akan terus melakukan pengawasan lebih ketat terhadap laporan-laporan warga yang selama ini dikeluhkan. “Kami akan terus melakukan pengawasan karena memang ini salah satu tugas kami. Jika memang masyarakat ada keluhan kami akan indahkan dan akan melakukan pengawasan lebih ketat lagi,” ungkapnya.(*)

 

Reporter: Dwi Widdyaswiranata

Editor: M. Yanudin

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *