Lumajang – Warga yang tinggal di lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai bergerak menuju ke tempat pengungsian untuk menghindari guguran lava pijar dari gunung api tersebut.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq bersama rombongan pejabat pemerintah menuju ke lokasi pengungsian di lereng Gunung Semeru untuk memantau kondisi warga yang mengungsi.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo saat dihubungi lewat telepon di Lumajang, Selasa, mengatakan bahwa sebagian warga sempat mengungsi di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur.
“Beberapa pengungsian sempat tersebar di beberapa lokasi, namun pagi ini kami akan fokuskan di satu tempat untuk memudahkan penanganan,” katanya.
BPBD, menurut dia, akan mendirikan posko pengungsian dan dapur umum di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, untuk menampung warga yang permukimannya terdampak guguran lava pijar Gunung Semeru.
“Untuk jumlah pastinya kami masih melakukan asesmen di lapangan, keselamatan warga prioritas utama,” katanya ketika ditanya mengenai jumlah warga yang sudah mengungsi.
Ia mengatakan bahwa lava pijar dari kawah Jonggring Saloko meluncur hingga sejauh 3.000 meter ke arah Besuk Kobokan dan meminta warga mengikuti arahan petugas BPBD saat mengungsi.
Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Badan Geologi, Gunung Semeru yang berada di wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mengalami gempa guguran dan beberapa kali guguran awan panas.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II (Waspada).
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak empat kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Warga dan wisatawan juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.(ant)