NUNUKAN – Berkurangnya debit air di Embung Bolong, Jalan Kampung Tarot, Nunukan, menyebabkan pendistribusian air ke seluruh wilayah Nunukan dilakukan secara bergiliran. Sebagian masyarakat pun mengeluhkan pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Nunukan.
Juminah, warga Kelurahan Nunukan Tengah, mengaku PDAM tidak mengalir bahkan sudah terjadi sejak beberapa pekan sebelumnya. Padahal dirinya bersama warga sekitar rumahnya di Jalan Pattimura, Nunukan Tengah, benar-benar membutuhkan air. Hal ini juga dirasakan oleh Imran, warga Jalan Porsas Nunukan timur .
“Air di Jalan Porsas Nunukan Timur dan sekitarnya sudah hampir sepekan tidak mengalir sama sekali, airnya kadang mengalir kalau waktu subuh kira-kira jam 05.00 Wita sampai pukul 10.00 atau 11.00 Wita. Itupun mengalirnya tidak lama, hanya beberapa jam saja,” kata Imran, kepada benuanta.co.id, Kamis (3/9/2020).
Sementara itu, Kepala Bidang Teknik PDAM Nunukan, Sulianto menjelaskan, bergilirnya distribusi air dilakukan karena minimnya debit air yang disalurkan dari Embung Bolong ke pelanggan, khusus untuk daerah Nunukan Timur dan Nunukan Tengah.
“Itu harus kami lakukan agar aliran air dapat mengalirkan secara merata di Nunukan Timur dan Nunukan Tengah dengan sisa air yang ada di Embung Bolong. Jika tidak bergiliran debit air embung bisa saja habis, karena saat ini air di Embung Bolong hanya tinggal setinggi 2 meter, dari tinggi normal 7 meter. Saat ini kami juga mencari solusi selain mengharapkan turunnya hujan,” jelasnya.
Untuk kedepannya, pihaknya akan berupaya untuk menambah embung di Nunukan. “Kami segera mengoperasikan embung baru di Sei Fatima yang saat ini masih dalam proses pengerjaan tempat intalasi pengelolahan air embung itu sendiri,” tutupnya. (*)
Reporter: Nasrul/Darmawan
Editor: M. Yanudin