NUNUKAN – Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, wilayah Krayan yang memiliki volume perdagangan yang besar dengan Malaysia, namun hingga saat ini negara tetangga tersebut masih menerapkan lockdown dan barang yang masuk juga akan terhenti.
Melihat hal itu, pemerintah pusat memberikan jembatan udara yakni subsidi ongkos angkut barang yang bersumber dana dari APBN dari Kementerian Perhubungan yang dikelola oleh Bandara Juwata Tarakan.
Beberapa bulan terakhir sebanyak 52 kali penerbangan dari bandara Tarakan menuju Krayan, masing-masing penerbangan sebanyak 1 ton barang, yang diluncurkan pada saat Januari 2020.
“Kalau kita hitung 52 kali penerbangan itu pas 1 tahun 52 minggu juga. Yang mana kita rencanakan setiap satu pekan sekali penerbangan sebanyak 1 ton barang dibawa ke wilayah Krayan. Namun karena lockdown Malaysia sehingga masyarakat Krayan meminta 5 kali penerbangan, sehingga masuk bulan Juni ini subsidi ongkos angkut (SOA) barang sudah habis,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan H. Dian Kusumanto, kepada benuanta.co.id, Kamis (16/7/2020).
Pihaknya pun telah mengusulkan untuk menambah lagi SOA barang wilayah Krayan kepada kementerian melalui gubernur. Selain itu, pemerintah daerah juga kembali melakukan SOA barang menggunakan APBD yang diluncurkan pada 23 Juni 2020 lalu dengan 15 kali penerbang dengan jumlah keseluruhan barang yang diangkut yakni 17.458 ton.
“Itu juga akan habis awal bulan Agustus. Ini yang menjadi kekhawatiran kita, apalagi Malaysia masih melakukan lockdown,” jelasnya.
Sedangkan untuk Krayan jika dilihat dari sisi pangan seperti beras mereka adalah penghasil beras. Jadi kebutuhan yang diinginkan adalah non beras, seperti gula, kopi, minyak goreng dan lainnya.
“Untuk rekomendasi kebutuhan ini juga kita minta camat yang menyampaikan, dan nantinya kita akan sampaikan kepada pelaku usahanya untuk membeli bahan yang betul-betul dibutuhkan di sana,” bebernya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin