Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan sebanyak 600.000 ekor benih udang windu asal Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) kepada kelompok pembudidaya yang berada di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
“KKP memastikan benih yang diproduksi oleh UPT dan diedarkan ke masyarakat merupakan benih baik dan berkualitas yang dihasilkan dari induk unggul,” kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Kamis.
Menurut Slamet Soebjakto, hal itu penting guna memastikan tingkat keberhasilan usaha dapat meningkat di level pembudidaya di berbagai daerah.
Data mencatat bahwa hingga awal bulan Juli 2020, BBPBAP Jepara telah menggelontorkan total bantuan benih udang, bandeng, kepiting/rajungan dan nila salin sebanyak 27,3 juta ekor.
Dari jumlah tersebut, lanjutnya, sebanyak 9,2 juta ekor di antaranya ialah benih udang windu.
Slamet Soebjakto menyatakan bahwa dukungan berupa bantuan langsung kepada masyarakat merupakan bentuk insentif dari pemerintah agar keberlanjutan usaha pembudidayaan ikan di masyarakat dapat terus berjalan di tengah kelesuan ekonomi.
“Dengan terus bergeraknya roda ekonomi pembudidaya akan berkontribusi langsung untuk pemenuhan kebutuhan protein yang terus meningkat serta kesejahteraan masyarakat secara umum,” ucap Slamet Soebjakto.
Slamet mengutarakan harapannya agar terdapat dukungan lintas sektor seperti pemerintah daerah untuk dapat mempermudah regulasi setempat guna mendukung kemajuan budi daya udang windu di daerahnya.
Senada dengan Slamet, Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo menilai bahwa stimulus bantuan langsung merupakan wujud dukungan pemerintah dalam mengembangkan usaha perikanan budidaya, secara khusus budidaya udang windu di Kalimantan Utara.
“Budidaya udang windu apabila dilakukan dengan cermat memiliki potensi untuk menjadi komoditas unggulan perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis dan harga jual yang lebih baik dan stabil dibandingkan dengan jenis udang lain. Selain itu komoditas ini juga akrab dengan pembudidaya skala kecil karena dapat dibudidayakan dengan teknologi sederhana dengan penggunaan pakan alami,” ujar Sugeng.
Sugeng menyoroti pentingnya membangun model kawasan dalam usaha budidaya udang windu.
Menurut dia, hal itu tidak hanya berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas, tetapi juga untuk keberlanjutan usaha agar dapat menggenjot produksi dan nilai tambah.(ant)