NUNUKAN – Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid SE MM menggelar dialog dan silaturahmi bersama Camat dan Ketua RT se-kecamata Nunukan Selatan, di kantor Bupati Nunukan, Lantai 5, Senin 22 Juni 2020. Hal ini guna menyatukan persepsi dan meluruskan berita-berita miring di masyarakat.
Memasuki 4 tahun kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati Nunukan yakni Hj. Asmin Laura Hafid SE MM, dan H. Faridil Murad, S.E., M.T, di Pemerintah Kabupaten Nunukan, tentu ada tanggung jawab kepada seluruh masyarakat. Sehingga harus mengevaluasi kinerja-kinerja di pemerintahan.
Apa yang menjadi tantangan, hambatan maupun prestasi yang telah dicapai selama 4 tahun di masa kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati saat ini, harus disampaikan kepada masyarakat. Termasuk segala informasi-informasi ataupun pemberitaan di lapangan, ada yang benar dan ada juga yang masih keliru, sehingga perlunya diluruskan melalui dialog tersebut.
Dalam dialog interaktif itu, Bupati Laura menjelaskan, wilayah Kabupaten Nunukan saat ini memiliki 21 kecamatan, 232 desa, dan 8 kelurahan. Sehingga dibutuhkan beberapa perangkat pemerintahan dan harus paham dengan tujuan organisasi masing-masing diperangkat daerah.
“Kita harus seiring sejalan, ketua RT harus paham tujuan pemerintah, sehingga mereka dapat terjemahkan ke masyarakat. Agenda dialog seperti ini biasanya saya lakukan setiap tahun, dan besok saya akan mengundang seluruh ketua RT Nunukan juga,” kata Laura, kepada benuanta.co.id.
Dalam memimpin Kabupaten Nunukan, tentu banyak tantangan dan masalah. Menurutnya, tantangan yang dirasakan oleh masyarakat terkait dengan kondisi keuangan daerah, yang berdampak kepada Bupati, OPD, kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat.
Bupati Laura juga menjelaskan, gambaran keuangan daerah Kabupaten Nunukan, baik dari pemasukan keuangan maupun belanja. “Dalam menyusun APBD tidak bisa sembarangan. Yang setiap tahunnya disahkan oleh DPRD Nunukan, itu ada acuannya, salah satunya kita harus tahu sumber pendapatan kita. Yang mana pendapatan asli daerah itu sekitar 7 persen, dan transfer ke daerah dan dana desa itu ada sekitar 90 persen. Jadi kita ini masih ketergantungan dana transfer dari pusat. Jadi jika pusat tidak melakukan transfer maka kita tidak bisa apa-apa,” bebernya.
Dalam dialog tersebut, beberapa ketua RT memohon untuk dapat dinaikan insentif mereka. “Permasalahan seperti ini bukan hanya keluhan dari Nunukan Selatan saja, tetapi seluruh ketua RT se-Kabupaten Nunukan. Itu akan menjadi catatan kita, insyaAllah jika kemampuan keuangan kita sudah stabil, tidak ada salahnya kita mengakomodir aspirasi mereka untuk menaikkan gaji mereka. Namun kita harus melihat kondisi keuangan kita,” imbuhnya.
Untuk diketahui, setiap bulannya ketua RT diberikan insentif sebesar Rp 1.000.000. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin