Kenali Depresi Post Partum di Kalangan Ibu yang Baru Melahirkan

benuanta.co.id, TARAKAN – Kenali depresi post partum atau depresi pasca melahirkan, kondisi tersebut tidak terdeteksi namun sering terjadi di kalangan ibu yang baru melahirkan.

Pasca melahirkan banyak ibu yang mengalami perubahan mulai dari fisik emosional serta tanggung jawab. Depresi Post Partum ini juga biasa sebut baby blues yang normal dan sementara. Kendati hal ini bisa lebih dalam dan berkelanjutan tanpa adanya penanganan yang tepat.

Akibat dari kondisi tersebut tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan mental ibu, tetapi anak dan kesejahteraan keluarga. Terkait hal tersebut Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan (UBT), Selvia Febrianti S.S. T,. Keb,. M.K.M menuturkan, depresi pasca melahirkan yang dialami seorang ibu yang baru melahirkan ditandai dengan perasaan sedih, perubahan suasana hati, kehilangan minat dalam kegiatan sehari-hari bahkan gangguan tidur, pola makan, merasa tidak berguna dan ada rasa ketakutan pada dirinya.

Baca Juga :  Dokter Ingatkan Perilaku Hidup Bersih-Sehat Cegah Diare di Musim Hujan

“Bahkan yang lebih parah ditingkat depresi itu ibu ada keinginan menyakiti diri sendiri atau bayinya,” ujarnya, Sabtu (28/9/2024).

Ia menegaskan kondisi depresi tersebut tidak sama dengan kondisi post partum blues yang diketahui selama ini. Depresi ini terjadi saat post partum blues tidak tertangani. Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak memahami dan menganggap proses kehamilan pada ibu selesai saat si ibu sudah melahirkan dan hanya konsen saat kehamilan terjadi.

Baca Juga :  Dokter Ingatkan Perilaku Hidup Bersih-Sehat Cegah Diare di Musim Hujan

Terdapat tiga fase psikologi yang dilewati oleh ibu secara alami. Pertama fase penerimaan yang biasa terjadi di hari 0 sampai 3 hari pasca melahirka dimana ibu masih sangat membutuhkan bantuan. Kedua fase taking in hari ke 3 hingga 10 pasca melahirkan, pada fase ini ibu mengalami post partum blues. Terakhir ada fase let in go dimana secara psikologis ibu sudah mulai menerima.

Menurutnya, jika ibu pasca melahirkan tidak didukung oleh suami atau orang tua secara psikologis maka akan menimbulkan depresi. “Sekarang banyak kasus ibu membunuh bayi, menyimpan dan membuang angkanya cukup tinggi. Di Asia tenggara khususnya di Indonesia penelitian terbaru di tahun 2021 sekita 50 hingga 70 persen ibu pasca melahirkan mengalami depresi,”

Baca Juga :  Dokter Ingatkan Perilaku Hidup Bersih-Sehat Cegah Diare di Musim Hujan

Oleh karena itu, ia berharap untuk suami, keluarga dan orang terdekat dapat memberikan dukungan dengan memenuhi kebutuhan ibu pasca melahirkan. Selain itu, diharapkan orang sekitar dapat memberikan kenyamanan dan menjaga ucapan kepada ibu yang baru saja melahirkan.

“Sakit itu nggak fisik aja, kalau sudah merasa cemas bisa langsung periksa dan konsultasi ke dokter. Perbanyak literasi juga untuk mengetahui gejala atau tanda-tanda depresi,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *