Tarakan – PT. Pertamina EP Tarakan Field melaksanakan syukuran tajak sumur dan doa bersama pengeboran sumur PAM SE-1 dan PAM SE-2 struktur Pamusian, Kamis (15/8). Tarakan Field Manager Cahyo Trio Mulyanto, mengharapkan penambahan sumur tahun ini bisa meningkatkan hasil eksplorasi menjadi 250 barel per hari (per day).
“Ini upaya pemerintah dalam memenuhi energi dan kebutuhan negara kita, saya yakin kita bisa melaksanakan dengan optimal dan memenuhi aspek keselamatan bekerja, mudahan yang kita target bisa tercapai sesuai yang ditentukan,” ungkapnya.
Menurut Cahyo, biaya pengeboran per sumur di Tarakan bisa menelan biaya yang tak sedikit. Ia menyebutkan untuk satu sumur mengeluarkan biaya 8 hingga 10 juta dolar atau sekitar Rp 142 miliar. Adapun target, PEP Tarakan Field bisa mencapai 250 barel per hari untuk satu sumurnya.
Diketahui, tahun ini Tarakan Field akan menggarap pengeboran 6 sumur di antaranya 2 sumur di struktur Pamusian, 1 di struktur Juata, dan 3 lagi di struktur Sembakung dengan jarak sumur 100 KM. “Target 250 barel per satu sumur mudah-mudahan semuanya bisa tercapai sesuai dengan target,” ucapnya kepada awak media.
Disebutkan Cahyo, bagi sumur tua bekas peninggalan jaman perang kedalaman pengeboran hanya 300-400 meter. Sementara untuk di struktur yang ada saat ini bisa mencapai kedalaman 1500 meter ke dalam bumi. “Kita akan mencoba meningkatkan lagi dengan pengeboran di sumur dalam, tahun kemarin berhasil masih bertahan sampai sekarang, kita coba lagi tahun ini,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan Cahyo, pada tahun lalu sebanyak 4 sumur yang dikerjakan Pertamina. Ditambahkan 2 sumur tahun ini totalnya menjadi 6 sumur. Untuk satu sumur lama pengeboran 30-40 hari.
Soal aspek keselamatan bekerja (safety) menjad prioritas utama, karena dalam melakukan pengeboran risikonya sangat tinggi, baik kegiatan lifting riging hingga pengangkatan material besar dan berat, dan ketika melakukan pengeboran di dalam tanah tantangannya ada pressure (tekanan) dan temperatur sangat tinggi.
“Itu menjadi prioritas utama, karena harganya mahal itu menjadi suatu penyebab kita mengutamakan aspek keselamatan, peralatan yang andal, teknologi tinggi sehingga pada saat melakukan pengeboran semua mematuhi peraturan dan lingkungan sehingga tidak ada pencemaran dan semua pekerja aman disini,” jelasnya.
Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan eksplorasi Pertamina di Tarakan untuk tenaga kerja organik 50 orang dan dari tenaga supporting 350 orang. Kata Cahyo, diprioritaskan tenaga kerja lokal kecuali untuk tenaga ahli sesuai bidangnya didatangkan dari luar Tarakan.
“Tenaga yang kita higher dominan tenaga kerja lokal kecuali tenaga kerja experience dan harus menggunakan teknologi kita pakai dari luar, tapi untuk tenaga lainnya kita prioritas tenaga kerja lokal yang memiliki KTP di Kaltara,” ujarnya.
Pj. Wali Kota Tarakan, Dr. Bustan menyatakan aktivitas tambang di Tarakan tentu memberian dampak positif bagi Kota Tarakan seperti peningkatan Pendapatan Asli Daerah atau PAD dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, “keterlibatan langsung masyaraka seperti para vendor, penyedia jasa, utamakan dari Kota Tarakan, kalau sesuai spesifikasi maka wajib dari Tarakan atau lokal,” ujar Bustan sembari mengingatkan aspek keselamatan kerja diprioritaskan. (ram)