Konsulat Kanada Dukung Pemda Bulungan Revitalisasi Mangrove Delta Kayan 

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Setelah pertemuan di Jakarta dengan Bupati Bulungan serta jajaran pimpinan perangkat daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan beberapa waktu lalu. Tim Global Green Growth Institute (GGGI) bersama Global Affairs Canada ( GAC) departemen Pemerintah Kanada yang mengelola hubungan diplomatik dan konsuler Kanada, menyambangi secara langsung Desa Liagu yang menjadi target konservasi hutan mangrove di wilayah Delta Kayan, Senin (28/5/2024).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bulungan, Risdianto S.Pi M.Si didampingi kepala Bappeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan serta Dinas Kehutanan Provinsi Kaltara dan KPH Tarakan melakukan fasilitasi dan pendampingan tim GGGI serta GAC Kanada, melakuan survei pengelolaan, perlindungan dan pemanfaatan kawasan pesisir dan mangrove serta kendala dan peluang di masa depan.

Setelah tiba di Tarakan tim GGGI dan GAC Kanada langsung menempuh perjalanan laut menuju Desa Liagu Kecamatan Sekatak Kabupaten Bulungan, untuk mengamati kawasan mangrove yang sebagian alih fungsi menjadi tambak udang.

Dalam kunjungan tersebut dilakukan pula kegiatan diskusi dengan masyarakat nelayan subsisten atau nelayan yang menangkap ikan hanya untuk kebutuhan sendiri, untuk memahani ketergantungan masyarakkat terhadap hutan bakau.

Kahdiran tim Nature-Based Solutions (NbS) for Climate-Smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM) berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melindungi dan memulihkan ekosistem Bakau di Delta Kayan yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan mangrove.

Selain itu rombongan juga melihat secara langsung tambak undang masyarakat di kawasan hutan mangrove Delta Kayan.

“Pemkab Bulungan sangat mengapresiasi atas dukungan teman-teman GGGI Indonesia dan kedutaan Kanada dalam upaya mendukung program pembangunan berkelanjutan khusunya di wilayah ekosistem Mangrove di Delta Kayan Bulungan,” ungkap Sekda Bulungan Risdianto disela kunjungan tersebut.

Disisi lain, Audri Makhopadhyay Direktur Divisi 1 Asia Tenggara dan Oseania, OSP, GAC saat berdiskusi dengan masyarakat Liagu mengatakan, kehadiran mereka adalah bagian kerjasama dengan Pemerintah Kanada dengan Indonesia.

“Dibantu juga dengan tim GGGI, kami ingin membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di wilayah sekitar kawasan mangrove,” terangnya.

Dari diskusi tersebut, pihaknya ingin menyerap keinginan dan kebutuhan masyarakat agar program yang dijalankan dapat benar-benar memberi manfaat terhadap masyarakat nelayan disekitar area mangrove. Nantinya dalam menjalankan program tersebut melibatkan seluruh unsur masyarakat maupun pemerintahan setempat.

Taswin Munier Petugas Kebijakan Lingkungan, GGGI Indonesia menambahkan, keberadaan dirinya bersama timnya merupakan mandat pemerintah Kanada untuk program peningkatan produktivitas perikanan, terutama di area mangrove.

“Kita ketahui bersama mangrove adalah bagian dari ekosistem perikanan baik kepiting udang, ikan dan lain sebagainya. Kebaradaan kami untuk mendukung para nelayan dan petambak untuk meningkatkan produktivitas perikanan namun tetap memperhatian aspek lingkungan,” tuturnya.

Survei lapangan yang dilakukan oleh timnya, untuk melihat secara langsung lokasi target proyek yang akan dijalankan 5 tahun kedepan. Untuk di Kabupaten Bulungan ada 4 willayah yang menjadi target program GGGI Indonesia, yaitu Desa Liagu, Sekatak, Sekatak Buji dan juga Salimbatu.

“Kami ingin melihat secara langsung proyek yang akan kami jalankan selama 5 tahun kedepan. Nasclim nantinya memberikan pemberdayaan pada masyarakat termasuk peningkatan kapasitas pemerintah menyangkut perencana untuk meningkatan ekosistem mangrove,” imbuhnya.

Selain itu itu program yang akan dijalankan, Nasclim menyangkut pemberdayaan masyarakat dari segi ekonomi, sosial dan budaya terutama menjaga aspek lingkungan untuk keberlanjutan pembangunan.

“Di sini kita scooping review (pemetaan masalah) berbicara dengan pemerintah, pelaku di lapangan terutama para petambak dan juga nelayan,”uarinya.

Meski demikian, pihaknya mengaku tiap program yang dijalankan tidak akan menuai hasil instan dalam penyelesaian semua masalah terkait wilayah mangrove di Delta Kayan.

“Tentu saja GGGI bukan sinterklas yang akan menyelesaikan semua masalahan. Namun minimal ada yang bisa kami lakukan untuk pembangunan di Bulungan terutama di wilayah kerja kami,” pungkasnya. (adv)

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *