BNN Akui Sulit Realisasikan Rehab Rawat Inap bagi Pecandu Narkoba

benuanta.co.id, TARAKAN – Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose melakukan kunjungan kerja ke Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Agenda kunjungannya sudah dimulai sejak 21 hingga 22 November 2023 dengan melakukan pengarahan ke jajaran BNN se-Kaltara dan mengisi kuliah umum di Universitas Borneo Tarakan.

Dalam pemaparannya Kepala BNN RI menyampaikan kejahatan narkotika adalah permasalahan serius dan digolongkan ke transnasional organize crime atau kejahatan lintas negara. Sehingga perlu adanya pencegahan terlebih dikalangan pemuda.

Ia mengatakan, tak hanya narkotika jenis sabu yang harus diwaspadai namun juga jenis lainnya. Misalnya kokain yang menjadi jenis sabu dengan peringkat kedua di dunia paling banyak dikonsumsi.

Baca Juga :  Kaltara Jadi Provinsi Pertama di Indonesia dalam Penerapan Kebijakan Energi Nasional

“Sudah banyak penangkapannya, di Ekuador kemudian di Brazil dan barang-barang itu bisa masuk di Indonesia termasuk Kaltara,” katanya, Rabu (22/11/2023).

Adapun pria juga tercatat sebagai yang paling banyak mengkonsumsi narkotika jenis kokain. Namun, untuk jenis ekstasi perempuan juga tak kalah banyak penggunanya. Pihaknya pun juga telah berhasil mengungkap pelaku pencetak butir ekstasi yang sempat dikirimkan ke San Francisco sebanyak 2juta butir.

“Mesin pencetaknya sudah kita ungkap dan tersangkanya dihukum mati. Alat cetaknya sudah dimuseumkan juga,” jelasnya.

Jenderal bintang tiga itu, menyebut selain ekstasi dan sabu di Indonesia juga banyak beredar ganja yang faktanya di negara tetangga Thailand sudah melegalkan ganja. Seharusnya ganja digunakan untuk keperluan medis, tetapi di Thailand ganja digunakan untuk wisata rekreasi.

Baca Juga :  Pemprov Kaltara dan Kejaksaan Perkuat Penerapan Pidana Kerja Sosial

Di Kaltara sendiri, perlintasan jalur narkotika umumnya sabu dimulai dari negara Malaysia. Salah satu bentuk strategi BNN untuk melakukan upaya preventif adalah mengedukasi kalangan pemuda. Angka prevalensi dari 1,38 persen 1,36 persen 0,02.

“Ini bermakna dalam program BNN bersama kampus-kampus,” tuturnya.

Petrus Reinhard Golose mengungkapkan, selama 2 tahun atau sejak 2021 telah berhasil menurunkan angka prevalensi narkotika dari 1,95 persen menjadi 1,73 persen pada 2023.

“Artinya kita bisa turunkan 0,22 persen. Kelihatannya hanya 0,22 persen tapi maknanya besar karena menyangkut ratusan ribu orang,” sambungnya.

Baca Juga :  PDAM Danum Benuanta Targetkan 1.250 Sambungan Baru pada 2026

Pada wilayah perbatasan Kaltara, ia juga berterimakasih kepada Gubernur Kaltara dan Rektor UBT yang telah menerima kunjungan kerja dirinya. Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Kaltara dalam melakukan dukungan dan kerjasama dengan BNNP Kaltara.

“Dukungan kita ke BNNP Kaltara tetap sesuai dengan anggaran yang ada. BNN juga dapat bantuan dari pemerintah daerah juga untuk BNNP. Rehabilitasi rawat inap juga ada aturan untuk penyiapan berkaitan di rumah sakit jiwa, namun memang agak sulit pelaksanaan itu menjadi catatan bagi kita,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *