Seks Bebas Pengaruhi Pelajar Terjerumus ke Prostitusi

benuanta.co.id, TARAKAN – Prostitusi di Kota Tarakan bukan hanya merebak di kalangan dewasa melainkan juga di kalangan pelajar.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tarakan IPDA Priyati Ningsih Nasir menjelaskan faktor penyebab pelajar terjun dalam perdagangan orang yaitu faktor ekonomi.

“Lebih memenuhi gaya hidup,” ucapnya di gedung Satreskrim Polres Tarakan, Kamis (26/10/2023).

Untuk MT (18) dulunya ia merupakan anak korban prostitusi. Dari pengalamannya ia berproses dan menjadi mucikari.

“Dia rekrut teman-temannya yang membutuhkan penghasilan lebih dengan terjun ke dunia prostitusi,” ungkapnya.

Priyanti menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan, pola pergaulan kelima anak korban prostitusi di kalangan pelajar akibat pergaulan bebas.

Baca Juga :  Kondisi Tertentu yang Diperbolehkan Membatalkan Puasa

“Lebih spesifiknya seks bebas,” terangnya.

Lantaran pernah melakukan hubungan badan, lalu ingin memiliki gaya hidup sosial tinggi, kemudian memiliki akses mendapatkan uang dengan cepat, yaitu terjun ke dunia prostitusi.

“Bukan karena unsur paksaan, namun karena ada jalan ke dunia prostitusi,” bebernya.

Priyanti mengungkapkan jaringan perdagangan orang memiliki lingkaran pertemanan, adapun prosesnya yakni berteman lalu mengenal satu dan lainnya.

Diketahui, mucikari dapat membaca potensi dan kebutuhan anak yang membutuhkan uang dengan cara cepat. Hal tersebut ditunjang akibat gaya hidup sehat bebas.

“Jadi mereka sudah terbiasa dengan pria hidung belang karena sebelumnya mereka terbiasa melakukan sesuatu bebas,” imbuhnya.

Baca Juga :  Awasi Peredaran Produk Jelang Lebaran, DKUKMP Tarakan Rencanakan Sidak Pangan

Berdasarkan hasil pemeriksaan anak korban menawarkan diri kepada mucikari agar dicarikan tamu. Nantinya mucikari memasang foto melalui akun esek-esek online ke pria hidung belang.

“Nanti nego harga, kemudian mereka janjian dan eksekusinya di sebuah hotel,” tuturnya.

Unit PPA masih mendalami akan adanya pesanan pelajar yang masih perawan dari para tamu. Kasus tersebut sudah ditemui di Kota Tarakan, kontrakan maupun kost merupakan lokasi yang kerap dijadikan sebagai sarana seks bebas.

Tentu hal tersebut diharapkan bantuan masyarakat untuk membantu pihak kepolisian untuk memberikan informasi agar nantinya kami lakukan pemeriksaan di lokasi yang dicurigai.

Baca Juga :  KONI Tarakan Soroti Tren Lomba Balap Lari Ramadan

Guna mengendus adanya praktik prostitusi, pihaknya kerap mendapatkan bantuan dari informasi masyarakat sekitar. Selain itu Unit PPA kerap melakukan sosialisasi ke tempat yang kerap dicurigai sebagai tempat pergaulan bebas.

Priyati mengaku, dalam mengungkap TPPO prostitusi, unit PPA terkendala dengan masyarakat sekitar yang kerap menutup informasi terkait perdagangan orang di lingkungannya berada.

“Kami berharap masyarakat terbuka dan melaporkan adanya TTPO di lingkungannya agar dapat memutuskan mata rantai tersebut,” tutupnya. (*)

Reporter: Okta Balang

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *