benuanta.co.id, NUNUKAN – Kaum hawa memang selalu dianggap lemah dan selalu rentan terhadap setiap permasalahan. Hal itu tak bisa dipungkiri mengingat banyak kasus yang terjadi. Di mana perempuan selalu di tempatkan sebagai korban. Bahkan, tak banyak kaum hawa harus menanggung beban mental sendiri atas berbagai persoalan yang dialaminya.
Kondisi inilah yang membuat para kaum hawa yang tergabung dalam Nunukan Sisterhood Comunity (NSC) menggelar talk show dan mengundang para kaum hawa usia 17 tahun hingga 35 tahun di salah satu cafe di Nunukan pada Sabtu, 30 September 2023.
Pembina NSC, Arpiah mengungkapkan, di usia 17 tahun hingga 35 tahun merupakan usia produktif perempuan. Di usia ini banyak kaum hawa yang dihadapkan oleh berbagai permasalahan hidup.
“Makanya, kita kumpulkan mereka untuk memberikan pemahaman, seperti apa bersikap dengan permasalahan yang dihadapi,” kata Arpiah kepada benuanta.co.id, Sabtu (30/9/2023).
Terlebih lagi, kata dia, kisaran usia tersebut merupakan usia yang sangat potensial untuk mengembangkan diri. Sehingga, sangat menyayangkan jika karena permasalahanya membuat mereka harus terlewatkan lantaran terpuruk dengan persoalan yang dihadapi.
“Biasanya kalau ada masalah, mereka menjadi down. Akhirnya, tidak bisa menjadi apa-apa, padahal kan kita bisa berubah bisa menjadi lebih baik lagi,” sebutnya.
Diungkapkannya, kegiatan tersebut dihadiri dari berbagai kalangan perempuan, baik IRT, mahasiswi, perempuan belum nikah, bahkan perempuan yang sudah pernah mengalami perceraian.
Dengan kegiatan ini, Arpiah berharap dapat memberikan pandangan bagaimana menjadi wanita hebat, bahkan bisa berkarir.
Dikatakannya, untuk menjadi seorang perempuan yang hebat setidaknya ada beberapa poin yang harus ditanamkan yakni pertama mindset. Karena, menurutnya apa yang kita lakukan itu semua tergantung dari apa yang di pikiran.
“Jadi mindset kita ini harus diperbaiki, harus berfikir yang positif,” ucapnya.
Tak hanya itu, dia menilai perbaikan mindset saja tidak lah cukup. Sebab, faktor lingkungan juga diakuinya sangat memberikan pengaruh yang besar. Jika lingkungan tak mendukung maka apa yang ada difikirkan akan sulit untuk dilaksanakan.
Namun, terlepas dari itu semua, dia menegaskan jika bahwasanya setiap perempuan seharusnya memiliki dan telah menentukan planning atau rencana kedepannya. Sebab, jika mindset dan lingkungan telah mendukung namun, perempuan tersebut tidak memiliki tujuan atau planning maka itu semua tidak ada artinya.
“Pemikiran seperti ini yang coba kita bangun, makanya harus ada planning kedepannya seperti apa, baik itu planning jangka pendek hingga panjang,” ungkapnya.
Arpiah menyatakan, jika setiap perempuan bisa menentukan planningnya, maka dia memastikan perempuan tersebut bisa menjalani hidup seperti apa yang diinginkan.
“Terakhir, harus banyak berdoa. Karena kita manusia hanya bisa berusaha saja selebihnya tuhan yang tentukan, jadi kita kuatkan aja doa juga,” jelasnya.
Sementara, itu Arpiah menambahkan, NCS merupakan komunitas yang baru saja dibentuk tahun ini, yang mana hadirnya NCS dikatannya semata-mata untuk sebagai wadah bertukar fikiran dan berbagai ilmu sesama perempuan.
Sehingga, ke depannya NCS akan menjadi wadah kaum perempuan yang memiliki permasalahan untuk dicarikan solusi bersama.
“Ini juga menjadi teman curhat mereka. Karena masalah pasti ada. Karena permasalahan di pendam kemungkinan akan berakibat fatal, ditambah tidak melakukan sesuatu yang produktif,” tambahnya.
Dia pun mengaku membuka pintu lebar kepada setiap masyarakat khusus perempuan yang rata rata usia 17 hingga 35 tahun yang ada di Kabupaten Nunukan yang ingin bergabung dengan NSC. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa