benuanta.co.id, TARAKAN – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dari berbagai universitas di Kota Tarakan melaksanakan panggung aksi bertajuk manusia merdeka di lingkungan gedung DPRD Kota Tarakan, Ahad (28/8/2023)
Terdapat 40 mahasiswa memenuhi sebagian badan jalan sehingga sebagian pengguna jalan turut terganggu.
Nada protes terhadap pemerintah digaungkan oleh sejumlah peserta aksi. Aksi tersebut mendapat perhatian dari sejumlah masyarakat yang melintas dan yang berada di sekitar lokasi kegiatan.
Aksi berjalan damai tanpa pengawalan dari petugas keamanan. Pada akhir kegiatan, peserta aksi melakukan bakar ban diiringi lagu darah juang.
Ketua Pelaksana panggung aksi, Fadlan Akbar Labo menjelaskan, tema yang diangkat adalah manusia merdeka. Ia menolak istilah merdeka lantaran hal tersebut masih belum berjalan dengan baik.
“Kebebasan yang terbatas,” singkat Fadlan usai menjalankan panggung aksi.
Adapun rangkaian acaranya seperti menyanyikan lagu mars mahasiswa kemudian dilanjutkan penampilan teater, musikalisasi, puisi lalu ditutup dengan pembakaran keranda.
“Pembakaran keranda sebagai simbol matinya keadilan di negara kita,” terangnya.
Fadlan menerangkan jika panggung tersebut merupakan aksi damai, tujuannya hanya agar masyarakat dapat melihat dan mengetahui aspirasi mahasiswa melalui kegiatan tersebut.
“Tidak harus dengan ketua DPRD Tarakan karena ini merupakan aksi damai,” tuturnya
Fadlan mengungkapkan, demonstrasi akan dilakukan jika ada isu nasional maupun isu kota.
Berbeda kala mahasiswa meneriakkan protes terhadap pemerintah, Kolektif Literasi Jalanan (KLJ) yang diwakili oleh Dandi justru memberikan evaluasi kepada pemerintah.
Ia mengungkapkan, kampus merupakan miniatur negara yang sama layaknya pemerintahan. Harus diakui di setiap kampus terdapat tirani atau kekuasaan yang sewenang-wenang.
“Organisasi mahasiswa memiliki kepentingan secara politik,” tuturnya.
Ia menilai kepentingan tersebut bersifat praktis, ia menginginkan hal tersebut bersifat ideal layaknya kaum terdidik dan berintelektual.
“Yang diharapkan adalah kepentingan bersama, bukan individu,” ungkapnya.
Dandi membeberkan, sejauh ini pergerakan mahasiswa menyuarakan rakyat namun ada segelintir oknum yang lebih menonjolkan eksistensi individu demi kepentingan pribadi.
“Kepentingan pribadi yang dimaksud seperti meraih jabatan maupun mendapatkan relasi,” tuturnya.
Dandi mengatakan gerakan mahasiswa cenderung eksklusif atau terpisah lantaran kurangnya membaur kepada masyarakat.
Artinya menurut Dandi, kegiatan yang dilakukan hanya dihadiri kalangan mahasiswa, seharusnya membentuk forum yang berdampak terhadap masyarakat.
“Seperti mendidik masyarakat yang putus sekolah,” tutupnya.
Ketua DPRD Tarakan Al Rhazali belum merespons awak media yang mencoba mengkonfirmasi terkait aksi damai tersebut.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli