benuanta.co.id, NUNUKAN – Merasa dirugikan, bersama dengan ratusan masyarakat, korban nasabah datangi Bank BRI KCP Unit Nunukan meminta kejelasan terkait dana yang raib Rp 384 juta dari rekening tabungan.
Korban yakni Jose mengatakan, kejadian tersebut pada Senin (10/7/2023) lalu, mulanya istrinya yakni Betriz mendapatkan pesan WhatsApp dari nomor baru, saat dibuka pesan tersebut berisikan sebuah undangan digital.
“Saat pesan itu masuk, istri saya langsung buka, karena tidak ditahu juga kalau itu ternyata siber untuk meretas data yang ada di handphonenya,” kata Jose kepada awak media, Senin (24/7/2023).
Lalu, satu hari setelah menerima pesan tersebut, M-banking milik istrinya sudah tidak bisa lagi digunakan, saat itu juga ia mengaku langsung ke Bank BRI Nunukan untuk mempertanyakan terakit hal tersebut, namun saat itu dari pihak Bank mengatakan sudah mengupdate ulang M-banking tersebut dan bisa digunakan kembali 1×24 jam.
Namun, pada Rabu (12/7/2023) setelah M-banking tersebut sudah bisa digunakan dan dibuka, akan tetapi saldo dalam rekening tersebut sudah hilang sekitar Rp 384 Juta dan hanya tersisa Rp 300 ribu.
“Saat dilihat di riwayat transaksi, itu dananya sudah berpindah ke berbagai rekening bank dan ada juga yang dipakai untuk top up pulsa, totalnya habis Rp 384 Juta, di hari itu juga saya langsung melapor ke Bank BRI,” ungkapnya.
Jose mengaku, saat ia mendatangi kantor BRI untuk meminta kejelasan terkait hilangnya dan ratusan juta rupiah tersebut. Akan tetapi, setelah 10 hari masa kerja setelah laporan aduan tersebut ia sampaikan ke pihak Bank namun seolah tidak mendapat tanggapan lebih lanjut sehingga ia bersama dengan ratusan masyarakat langsung mendatangi kantor BRI Nunukan.
Menurutnya, kedatangan mereka di Bank BRI untuk meminta kejelasan dan bagaimana pertanggungjawaban pihak bank terkait hal itu. Sebab, setelah 10 hari telah berlalu, namun pihak bank seolah tidak memberikan informasi lebih lanjut.
“Kalau perhitungan kita sudah 10 hari kerja, tapi kita merasa pihak bank seperti lepas tangan, tidak ada dihubungi prosesnya sudah seperti apa, makanya kita langsung kesini,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada pihak Bank BRI untuk lebih memperkuat siber security yang dimiliki oleh Bank BRI agar tidak ada lagi nasabah yang mengalami kerugian seperti yang dialaminya.
Sementara itu, Kepala Pimpinan Cabang BRI Nunukan, Hutama Wiranegara Gunawan mengatakan, setelah dilakukan mediasi dengan pihak nasabah, laporan kehilangan dana itu sejatinya telah dilaporkan oleh pihaknya ke Bank BRI pusat untuk dilakukan investigasi.
“Segala sesuatunya butuh proses, sebenarnya dari laporan itu belum masuk 10 hari masa kerja, karena ini baru 8 hari setelah laporan masuk, setelah laporan ini masuk kita sudah langsung laporkan ke pusat,” kata Hutama.
Sementara itu, untuk hasil laporan tersebut, Hutama mengatakan jika pihaknya akan menyampaikan langsung hasil keputusan tersebut kepada pihak nasabah.
“Akan kita sampaikan langsung ke nasabahnya, dalam hal ini Ibu Betriz langsung. Kita tidak bisa sampaikan langsung hasilnya disini sebab ini merupakan rahasia dari perusahaan,” ungkapnya.
Hutama menjelaskan, jika nantinya dari hasil investasi yang dilakukan oleh pihak pusat dan didapati jika sejumlah dana tersebut hilang karena kesalahan dari pihak Bank, maka ia menegaskan jika pihaknya bersedia mengganti rugi 100 persen.
Namun, jika dana tersebut hilang lantaran kesalahan atau kelalaian dari pihak nasabah sendiri, maka Hutama mengatakan jika itu bukan tanggung jawab dari pihak perbankan. Ia juga menyampaikan, jika kasus seperti ini baru kali pertama kali terjadi di Nunukan.
“Untuk kasus seperti ini, sampai hari ini baru satu nasabah yang melaporkan ke kita,” ujarnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Yogi Wibawa