benuanta.co.id, Nunukan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan terus mengingatkan kepada masyarakat di tiga kecamatan akan bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa kembali datang.
Kasubid Informasi BPBD Nunukan, Basir mengatakan selain meningkatkan kewaspadaan di masyarakat pihaknya juga melakukan kordinasi dengan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, BPBD, Satpol PP, Destana, Tagana, KSB, relawan kecamatan, aparat desa serta masyarakat setempat.
“Khusus di beberapa desa di kecamatan Lumbis maupun Sembakung ataupun Sembakung Atulai. Karena, kita tahu pada Selasa (4/7/2023) lalu, Status tanggap darurat bencana banjir yang ditetapkan di tiga kecamatan itu telah berakhir,” ungkap Basir kepada benuanta.co.id, Selasa (11/7/2023).
Basir menyampaikan, saat ini wilayah tersebut masuk dalam masa transisi setelah penetapan status tanggap darurat. Dari data BPBD Nunukan, setidaknya ada 7 desa yang terdampak di Kecamatan Lumbis. Rinciannya, 368 kepala keluarga (KK), 1.228 jiwa dan 208 unit rumah yang terdampak.
Lalu, di Kecamatan Sembakung Atulai terdapat empat desa yang terdampak. Pertama, Desa Liuk Bulu dengan jumlah KK sebanyak 60 KK, 200 jiwa, 30 unit rumah. Kemudian, Kecamatan Sembakung sebanyak enam desa terdampak banjir. Total jumlah KK 1.240, jumlah jiwa 4371 jiwa, 120 unit rumah.
“Untuk Fasilitas umum itu ada 19 yang terdampak seperti gedung sekolah, kantor desa, Pustu, Posyandu dan tempat ibadah,” bebernya.
Sehingga, saat ini pihak fokus pada pembersihan fasilitas umum yang terdampak serta perbaikan fasilitas yang rusak. Sementara itu, untuk distribusi logistik maupun bantuan untuk masyarakat terdampak. Dijelaskannya, saat ini sudah selesai dilakukan pada status tanggap darurat sebelumnya oleh sejumlah personel BPBD.
“Tapi, jika kembali terjadi banjir maka status tanggap darurat akan di perpanjang lagi. Karena saat ini masih transisi. Namun sampai hari terakhir statusnya, semua penanganan sudah berjalan normal kembali,” jelasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Nicky Saputra