benuanta.co.id, TARAKAN – Kota yang berjuluk sebagai bumi Paguntaka selalu memiliki sejumlah keunikan. Selain memiliki lokasi wisata sejarah maupun wisata alam, Kota Tarakan juga memiliki destinasi wisata budaya, salah satunya Balai Adat Tidung dan Budaya Kota Tarakan yang berada di Jalan Sungai Kapuas, Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur.
Balai Adat Tidung dan Budaya menyimpan sejumlah koleksi menarik benda-benda yang biasa digunakan suku Tidung pada kala itu. Selain tempat edukasi, tempat ini memiliki sejumlah objek menarik, cocok buat kamu yang hobi berburu foto maupun berswafoto. Masing-masing koleksi tersebut tersimpan rapi di Baloi Dedanu dan Baloi Delaki.
Sebelum ke Balai Adat dan Budaya, ada baiknya pengunjung mengetahui terlebih dahulu jam buka maupun harga tiket masuk, untuk Senin dan Kamis, jam buka mulai pukul 08.00 WITA hingga 16.00 WITA, Jumat mulai pukul 08.00 WITA hingga 11.00 WITA, sedangkan akhir pekan, jam buka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 Wita.
Untuk anak-anak dan Dewasa, tiket yang dikenakan sebesar Rp 5 ribu, untuk turis dikenakan sebesar Rp 15 ribu. Selain itu, tempat ini menyediakan tempat sebagai foto prawedding sebesar Rp 300 ribu, dan sewa ruang multifungsi dikenakan Rp 2.500 ribu.
benuanta.co.id merangkum sejumlah tempat menarik dan koleksi yang dimiliki Balai Adat Tidung dan Budaya. Simak berikut ini:
Bangunan Luar Balai Adat Tidung dan Budaya
Sebelum masuk ke dalam baloi yang menyimpan sejumlah koleksi, ada baiknya para pengunjung mengelilingi bangunan luar balai adat tersebut.
Hiasan Dinding Aktivitas Suku Tidung
Tempat ini berada di lingkungan balai adat tidung dan budaya dalam hiasan dinding tersebut menceritakan aktifitas sehari hari masyarakat tidung pada masa lalu, tempat ini cocok untuk untuk kamu yang hobi berswa foto.
Baloi Denandu
Tempat ini memiliki sejumlah koleksi benda-benda seperti, alat musik tradisional suku tidung, pelaminan suku tidung, ayunan bayi, busana adat, tempat tidur orang yang sudah berkeluarga (lamin) serta timbang safor, selakad.
Pedaw Tuju Dulung
Pedaw Tuju Dulung memiliki arti perahu tujuh haluan yang dahulunya merupakan kendaraan kebesaran raja Tarakan pada masa kejayaan zaman dahulu (abad 16-17 Masehi).
Pada acara pesta rakyat yang kemudian disebut Iraw Tengkayu (Pesta Laut) dibuat tiruan pedaw tuju dulung yang kemudian diturunkan kelaut dengan upacara prosesi penurunan sebagaimana hikayat yang berkembang guna mengenang sejarah kejayaan masa lalu.
Panggaw
Panggaw dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagai pelaminan pengantin yang memiliki kegunaan sebagai tempat duduk bersanding. Selain itu, terdapat pula busak malay, sedulang, nasi pengantin, serta busak dian.
Selapa Bintang
Selapa bintang memiliki kegunaan sebagai tempat menyimpan perlengkapan sirih yang biasa dipakai dalam penyambutan bangsawan.
Selakad
Selakad merupakan tempat tidur perempuan yang baru melahirkan.
Indong
Indong merupakan ayunan bayi yang memiliki kegunaan sebagai ayunan bayi yang baru lahir mulai usia 0 hingga 6 bulan.
Timbang Sapor
Timbang Sapor merupakan timbangan bayi yang lahir pada bulan safar.
Alat Musik Delamuluk
Alat musik ini biasa dipakai pada saat pembukaan seni teater
Alat Musik Jepin dan Hadrah
Alat musik jepin biasa digunakan untuk acara pernikahan , acara adat, dan acara tertentu, sementara, alat musik hadrah biasa digunakan untuk penyambutan tamu, pernikahan, akikah, dan acara adat.
Kelintangan
Kelintangan merupakan alat musik tradisional yang biasa dipakai untuk penyambutan tamu penting dan pengobatan tradisional.
Baloi Delaki
Di tempat ini terdapat sejumlah benda budaya lain dan terdapat sejumlah miniatur para nelayan seperti sejumlah alat tangkap tradisional, serta peralatan rumah tangga.
Kibut
Kibut atau kentong air biasa dipakai untuk menyimpan air dan beras.
Telipos
Telipos atau sangkar burung merupakan tempat penangkaran burung serindit.
Langka Bantut dan Denandu
Langka bantut dan denandu memiliki arti tempat padi pria dan tempat padi wanita.
Kedabang
Kedabang atau caping, biasa digunakan untuk menutup kepala dari sinar matahari dan hujan yang biasa digunakan para petani dan nelayan.
Yuk berkunjung ke Balai Adat Tidung dan Budaya Kota Tarakan.
Reporter: Okta Balang
Editor: Ramli