benuanta.co.id, Tanjung Selor – Upaya dalam menstabilkan harga ayam potong di pasaran terus dilakukan. Harga daging ayam potong perkilonya yang berkisar Rp55 ribu hingga Rp60 ribu perkilo dianggap tak stabil, sehingga peril adanya kebijakan yang ambil untuk menstabilkan harga pasaran.
Mengenai hal itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara (Kaltara) akan melakukan Subsidi Ongkos Angkut (SOA) ayam hidup dari Kalimantan Timur (Kaltim) yakni dari Samarinda, Berau, dan Balikpapan masuk ke Tanjung Selor.
“Itu upaya kita dalam jangka pendek sebelum hari raya untuk memberikan subsidi ongkos angkut agar harga ayam stabil,” ungkap kepala Dinas DPKP Kaltara, Ir. Heri Budiyono.
“Kita juga sudah minta kebutuhan ongkos angkutnya dari Samarinda sama pedagang dan kita juga sudah komunikasi dengan badan pangan nasional untuk membantu ongkos angkut ayam hidup,” jelasnya. Jumat (23/6)
Adapun untuk jangka panjang guna menstabilkan harga karena harga pakan ternak yang nilai cukup tinggi. Mengenai pembuatan pabrik pakan hal itu menurutnya memerlukan koordinasikan terlebih dahulu kepada gubernur. Namun ia juga menyebutkan untuk membuat pabrik pakan ayam dibutuhkan anggaran sekitar Rp3 miliar.
“Saya tahu orang pabriknya, jadi dengan bangunan 10 meter itu sudah bisa berdiri dengan alat produksi,” ungkapnya.
Tahun ini di wilayah Jawa daerah Kudus juga sudah mendirikan pabrik pakan, ia berharap hal itu bisa diterapkan di Kaltara.
“Untuk sementara ini kita masih buat analisisnya dulu untuk mendirikan pabrik pakan, memang pakan itu berpengaruh sekali dengan harga jual,” tuturnya.
Dengan begitu yang ia bisa lakukan saat ini untuk menstabilkan harga dalam jangka pendek ialah dengan memberikan subsidi ongkir angkut ayam dari Samarinda ke Tanjung Selor, agar harga ayam bisa stabil sehingga masyarakat bisa membeli tanpa beban harga jual yang tinggi. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra