benuanta.co.id, SULSEL – Menjelang pesta demokrasi para ulama diharapakan tidak cawe-cawe atau mempertontonkan keberpihakan kepada pihak tertentu pada Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Ketua MUI Makassar, AGH Baharuddin dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan Komisi Dakwah dan Pendidikan MUI Makassar dengan tema ‘Menjaga Marwah dan Citra Ulama di Tahun Politik’ pada Sabtu, 3 Mei 2023.
“Ulama harus netral, utamanya dalam menghadapi tahun politik ini. Ada hadits Nabi yang mengatakan ulama jangan mendatangi pintu rumah penguasa dalam arti mengharapkan urusan duniawi, tapi ulama berkewajiban untuk mengingatkan (penguasa),” katanya.
Maka dari itu, AGH Baharuddin mengingatkan, ulama yang berada di bawah naungan MUI Makassar, bila ketahuan memihak calon maka ada sanksi.
“Pertama kita akan peringati atau teguran. Sebagai sanksinya mungkin tidak akan dipasang lagi untuk berikutnya. Kalau ternyata agak berat pelanggarannya bisa dipecat,” tegasnya.
Terpisah, Bendahara Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, HM Yunus menegaskan, ulama tidak boleh ikut mencampuri mengenai pilihan rakyat.
“Ndak boleh cawe-cawe, ndak boleh campuri mengenai masalah urusan urusan pilihan rakyat. Jangankan antara masyarakat, antara kelompok, antara bersaudara saja bermusuhan karena perbedaan pilihan, olehnya ulama harus datang memberikan semacam pengertian bahwa namanya perbedaan pilihan merupakan rahmat bagi kita semuanya,” tukas Yunus menandaskan.(*)
Reporter: Akbar
Editor: Ramli