benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Hingga saat ini belum dipastikan investor mana yang akan merealisasikan rencana pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ada di Kecamatan Peso.
Kurang lebih 10 tahun PT Kayan Hydro Energi (KHE) melakukan persiapan, pembangunan pada pematangan lahan yang nantinya akan menenggelamkan dua desa yakni desa Long Leju dan Long Pelban.
Tak hanya PT. KHE saja yang akan melakukan pembangunan PLTA Peso PT. Pembangkit Indonesia Epsilon juga melakukan aktivitas persiapan.
Saat di konfirmasi benuanta.co.id, Camat Peso Joni Kulih, mengatakan dua perusahaan tersebut nantinya akan melakukan pembangunan PLTA di lokasi yang sama.
“Saya tidak bisa berbicara banyak soal ini (Pembangunan PLTA) yang jelas terkait dengan agenda kegiatan PLTA tetap kami dorang,” ucapnya, Selasa (9/5).
“Terserah yang mana, kita tahu dua-duanya punya niat yang baik untuk melakukan pembangunan. Kalau izin saya tidak tahu. Tapi saya yakin orang tidak sembarang bekerja kalau tidak ada izin,” ucapnya.
Adapun saat ini kegiatan di lapangan, khususnya di area Tugu Lima yang dekat dengan ibu kota Kecamatan Peso, kegiatan dilakukan oleh KHE, yang sementara ini melakukan pematangan lahan. Termasuk juga adanya pembuatan jalan menuju ke jalur umum.
“Juga ada jembatan yang sudah dibangun dan ada juga masih proses. Kemudian juga ada rencana peledakan batu-batuan di Sungai Kayan itu. Sudah ada sosialisasi, tapi belum ada info kapan pastinya, katanya sih secepatnya. Saat ini bahan peledak sudah ada di gudang mereka,” jelasnya.
Selain itu, ia meyakini Epsilon juga sudah melakukan kegiatan lapangan. Salah satunya, pembebasan lahan, di antaranya lahan di wilayah hulu Long Pelban dan Leju.
Bukan hanya realisasi PLTA, dampak terhadap dua desa yang akan direlokasi juga menjadi perhatian.
Diharapkan sebelum adanya kegiatan pembangunan PLTA persoalan itu sudah dituntaskan.
“Dulu saat grounbreaking, kita dengar seharusnya memang relokasi dulu baru peledakan. Karena kalau belum relokasi, begitu peledakan atau bendungan jadi, dimana mereka tinggal air tergenang. Itu kita harapkan relokasi lebih dulu. Saya kira mereka (investor) juga begitu rencananya,” jelasnya.
Namun demikian belum ada informasi terbaru, kapan hal itu direalisasikan. Area relokasi sudah ada yang disiapkan, namun di mana pastinya masih perlu pembahasan lanjutan. Apakah dua desa ini akan dijadikan satu atau tetap masing-masing.(*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Ramli