Keuntungan Meningkat Selama Berjualan Kue di Bulan Ramadan

benuanta.co.id, Nunukan – Berjualan takjil selama bulan Ramadan memang menjadi keuntungan bagi para penjualnya. Kebiasaan berbelanja masyarakat jelang berbuka puasa, dapat meningkatkan omzet dibandingkan hari – hari biasanya.

Penjual takjil di Jalan A. Yani Alun-alun Nunukan, Kelurahan Nunukan Tangah mengaku dapat meraih omzet Rp1 juta-an per hari dari hasil jualan takjil. Nindawati, seorang pedagang takjil di Jalan A. Yani Alun-alun Nunukan mengaku berjualan takjil hanya bermula dari modal yang kecil

“Alhamdulillah jualan habis terjual semua. Luayan juga hasilnya setiap hari bisa jutaan kalaulagi ramai,” kata Nindawati kepada benuanta.co.id, Sabtu 1 April 2023.

Baca Juga :  Menko Zulhas Optimistis Penghentian Impor Gula Terlaksana pada 2025

Dia juga menjelaskan takjil yang dijual berupa kue jalangkote, donat gula dan kue brownis. Jalangkote dan donat miliknya memiliki daya tarik tersendiri, yakni selalu disajikan panas kepada setiap pembelinya.

Setiap harinya dia menjual 300 biji jalangkote, untuk modal awalnya itu sekitar Rp400 ribu, namun jika itu habis dia bisa meraih omzet sekitar Rp750 ribu. Sedangkan donat gula modal awal Rp150 ribu, seharinya dia menjual 100 donat, jika habis dia mendapat omzet Rp250 ribu.

“Jalangkote dan donat ini dengan ukuran besar, jadi saya jual itu 2 kue Rp5000, dan begitu ada yang pesan baru kita goreng, pembeli itu maunya yang masih panas-panas,” jelasnya.

Baca Juga :  Angka Ekspor Masih Bergantung ke Harga Pasar Dunia

Untuk kue brownis Nindawati hanya menjual 10 mika saja dengan ukuran 500 Mili, sedangkan satuan harga Rp20 ribu, jadi omzet yang dia dapat Rp200 ribu.

“Kalau digabung semuanya itu dalam sehari saya bisa mendapatkan Omzet Rp1. 200 ribu, ini belum bersih, karena masih ada karyawan yang harus saya bayar,” ujarnya.

Selain itu, wati penjual Es Buah mengaku dirinya hanya menjual es buah saat bulan puasa. Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan penghasilan tambahan selama bulan puasa saja. Dia menuturkan, untuk menjual satu tempat es buah membutuhkan modal Rp100 ribu. Dengan modal tersebut, ia berhasil mendapatkan keuntungan sebesar Rp200 ribu.

Baca Juga :  Jaringan Listrik PLTA Mentarang ke KIHI Mulai Disosialisasikan

“Satu kotak ini saya modal Rp 100 ribu. Karena ada 3 macam makan butuh Rp300 ribu dengan keuntungan kotor per kotaknya Rp 200 ribu,” jelasnya.

Jika dihitung secara total, Wati menjual 3 kotak per harinya selama bulan puasa. Dia hanya berjualan selama 4 jam, sudah mendapatkan keuntungan kotor sebanyak Rp600 perhari per hari. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Nicky Saputra

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *