Tiap Tahun Usulkan Proposal Buat Tanggul, Belum Ada Realisasi bagi Warga SP 9 Desa Tanjung Buka

benuanta.co.id, BULUNGAN – Setiap kali air pasang, warga di Satuan Permukiman (SP) 9 Desa Tanjung Buka Kecamatan Tanjung Palas Tengah harus selalu siaga. Pasalnya  dampak yang dirasakan, air naik di pekarangan rumah hingga merendam rumah warga.

Kondisi ini juga membuat warga tidak dapat bekerja dengan aman di lahannya, dampaknya hasil pertanian tidak bisa maksimal.

Hal ini diungkapkan oleh Imam Rosyid warga SP 9 Desa Tanjung Buka, jika masyarakat di wilayahnya butuh tanggul agar air pasang yang setiap 2 kali dalam sebulan tidak menggenangi pemukiman warga dan lahan pertanian.

Baca Juga :  BMKG Perkirakan Hujan dengan Intensitas Tinggi Terjadi di Bulungan

“Sebenarnya kami membutuhkan tanggul penahan air, supaya tidak tergenang air khususnya untuk lahan pertanian agar tidak berair,” ungkap Imam Rosyid kepada benuanta.co.id, Sabtu, 14 Januari 2023.

Dia menjelaskan pengusulan proposal untuk pembangunan tanggul di SP 9 sudah dilakukan sejak tahun 2013 silam, yang ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan untuk diberikan anggaran pembangunan tanggul.

Baca Juga :  BMKG Perkirakan Hujan dengan Intensitas Tinggi Terjadi di Bulungan

“Itu saya usulkan ketika saya jadi pengurus transmigrasi tahun 2013, lanjut di tahun 2014 saya sebagai pengurus Gapoktan dan saat ini sebagai pengurus P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air). Setiap tahun saya usulkan,” jelasnya.

Kata dia, saat air pasang ketinggiannya mencapai 80 sentimeter hingga 1 meter, ketika ada pembangunan tanggul yang tingginya melebihi air pasang. Maka kondisi yang ditakutkan masyarakat tidak akan terjadi.

“Minimal dibuatkan tanggul setinggi 1,5 meter dan lebar 3 meter pasti lahan pertanian masyarakat akan kering dan bisa ditanami lagi,” tuturnya.

Baca Juga :  BMKG Perkirakan Hujan dengan Intensitas Tinggi Terjadi di Bulungan

Upaya pembuatan tanggul dengan swadaya masyarakat yang jumlahnya mencapai 250 kepala keluarga (KK) itu sudah pernah dilakukan, hanya saja tidak maksimal. Pasalnya saat banjir atau air pasang, tanggul ini akan jebol.

“Berbagai macam usaha gotong royong warga tani SP 9 tapi tidak juga mendapatkan hasil yang di inginkan, disebabkan tanah lumpur yang sangat sulit kita naikkan untuk dijadikan tanggul pengaman,” paparnya.(*)

Reporter: Heri Muliadi

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *