benuanta.co.id, TARAKAN – Kalimantan Utara (Kaltara) khususnya Kota Tarakan termasuk sebagai daerah yang melahirkan pembalap – pembalap motor berbakat handal, bahkan di antaranya pernah merebut juara tingkat nasional maupun internasional.
Namun cukup disayangkan, salah satu tim balap asal Kota Tarakan yakni Speed Shop menilai olahraga bermotor ini kurang mendapatkan perhatian.
Owner Tim Paguntaka Speed Shop 88 (PSS88) Jumadil ingin seluruh tim balap motor dapat perhatian lebih serius dari pengurus koordinator wilayah Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kota Tarakan.
“Minimal difasilitasi aja biaya penyeberangan tim-tim balap dari Tarakan ke Tanjung Selor, namun IMI belum ada menyediakan sementara waktu ini karena tidak punya anggaran gitu aja pelaporan mereka,” jelasnya (20/9/2022).
Jumadil pun menegaskan, selama ini juga di Kota Tarakan belum punya Sirkuit balap motor untuk para rider bibit muda dan berpengalaman lakukan latihan dan perlombaan.
“Kita juga mengharapkan Sirkuit di Tarakan bisa difasilitasi IMI namun tidak terwujud, ya jadi bekal-bekal anak Tarakan itu kurang perhatian lah dari IMI Tarakan untuk mengadu skill di Tanjung Selor nanti,” terangnya.
Terkait diharapkannya pengadaan Sirkuit di Tarakan, menurut Jumadil tentu pun untuk mengurangi aksi balap liar.
“Karena ini dampaknya ke depan supaya mengurangi balap-balap liar. Jadi hobi nya anak-anak itu tersalurkan di Sirkuit, sementara banyaknya balap-balap liar karena di Tarakan tidak ada sirkuitnya, Tanjung Selor itu tidak ada balap-balap liar setiap minggu di sirkuit latihan,” sebut dia.
Pasalnya, sselama ini bila tim balap motor asal Tarakan akan berlaga di luar daerah selalu melalui Pelabuhan SDF.
“Kadang carter Speedboat sendiri PP kisaran Rp 4-5 jutaan lah berangkat Rp 2 juta pulang Rp 2 juta kita bawa unit motor kan sama penumpang 7 orang karena buat jangka ke depan ini kurang dapat perhatian dari IMI Tarakan sih,” tutupnya. (*)
Repoter: Georgie Silalahi
Editor: Matthew Gregori Nusa