benuanta.co.id, TARAKAN – Keputusan pemerintah menyoal naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menuai berbagai dampak pada pelayanan jasa transportasi. Belakangan ini yang sudah mulai terlihat yaitu penyesuaian tarif pada transportasi laut dalam hal ini speedboat.
Baru-baru ini telah dikeluarkan aturan tarif speedboat dalam provinsi tujuan Tarakan-Tanjung Selor Rp. 145.000, Tarakan-Malinau Rp. 310.000, Tarakan-Nunukan Rp. 280.000, Tarakan-Tideng Pale Rp. 235.000, Tarakan-Bunyu Rp. 120.000, Tarakan-Sungai Nyamuk Rp. 280.000 dan Tarakan-Sembakung Rp. 315.000.
Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (Gapasdap), Robinson menjelaskan sejak naiknya harga BBM ini terjadi penurunan penumpang yang drastis. Biasanya penumpang dalam sekali jalan dapat mencapai 40 orang, namun saat ini hanya kisaran 15 hingga 20 orang. Menyoal tarif sendiri pihaknya juga telah menyepakati dengan Dinas Perhubungan Provinsi Kaltara.
“Meskipun dalam penghitungan kita saat ini itu tidak cukup ya, karena perhitungan misalnya ke Tanjung Selor, Rp. 145 ribu itu tahun 2015 dengan saat ini serba naik, spare part naik, oli juga naik,” jelasnya, Rabu (7/9/2022)
Menyoal stok BBM dikatakan Robin sangat sulit untuk pihaknya kendalikan. Terlebih pada saat membeli BBM pun juga kerap kali terjadi aksi saling rebutan. Namun, hal ini sedikit membuat pihaknya tak khawatir karena telah terdapat rekomendasi untuk pengambilan BBM.
“Seperti ada yang di laut, kalau kekosongan di laut kita diperbolehkan untuk ambil di darat,” sebutnya.
Tak hanya berdampak pada transportasi laut pun dengan kenaikan BBM ini memberi dampak kepada transportasi darat seperti angkutan umum. Ketua Koperasi Garuda Sakti, Jafar menuturkan pihaknya sebagai tempat bernaung bagi angkutan taksi dan angkot sangat merasakan dampak dari kenaikan BBM ini.
Kondisi penumpang yang tadinya turun kini diperparah dengan kenaikan ini. Pihaknya juga akan sesegera mungkin memberikan keputusan soal penyesuaian tariff angkutan darat.
“Karena Kasubdit Lalu Lintas juga mengatakan baru dirumuskan, demo tidak akan terjadi. Kita sudah akomodir semua sopir angkot, pada dasarnya akan berjalan dengan baik-baik saja,” bebernya.
Saat ini tarif angkutan darat masih menggunakan system lama yang mengacu kepada BBM Premium Rp. 6.450 per liter yang saat ini sudah beralih menjadi Rp. 10.000. Kenaikan tarif inipun dibocorkan Jafar sekitar 40 persen dari tarif awal.
“Jadi dari Rp. 5.000 ke Rp. 7.000 ya sekitar kurang lebih 40 persenan, kita acuannya dari bensin premium. Itu yang akan kita usulkan ke Pemkot,” tukasnya.
Melihat kondisi antusias penumpang yang semakin turun pihaknya hanya mampu mendapatkan setoran Rp. 200.000 perhari. Angka ini tentu bergantung lagi terhadap keramaian penumpang.
“Kalau kapal datang alhamdulilah lumayan, kalau tidak ada kapal ya paling tinggi Rp. 100.00. Kalau saya seputaran kota saja dari Pelabuhan Malundung,” tutur Perwakilan Sopir Angkot, Muhammad Khairul.
Ia juga sebagai salah satu perwakilan kerap kali didesak oleh sopir angkot lainnya agar penyesuaian tariff secepatnya dilakukan.
Terpisah, Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Pertamina Depo Tarakan, Azri Ramadan menuturkan nantinya pihaknya dengan instansi terkait akan memberikan penomoran pada masing-masing speedboat untuk ditempat pengisian BBM. Hal ini dilakukan agar pembelian BBM menjadi lebih tertib.
“Biar tidak terjadi lagi rebutan atau yang ini dapat yang ini tidak dapat begitu, kan itu problemnya yang sedang terjadi,” tuturnya.
Ia menguraikan saat ini SPBN di Kota Tarakan hanya ada satu, kemungkinan akan ada penambahan jaringan SPBN mengingat semakin bertambahnya transportasi laut. Pihaknya juga berkomitmen akan melakukan pengawasan secara langsung pendistribusian BBM menggunakan surat rekomendasi.
“Apakah semuanya disalurkan ke penerima, atau tidak. Kalau ada kedapatan kita ada sanksi tegas,” singkatnya.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli