BBM Naik, Inflasi di Segala Sektor Terbuka Lebar

benuanta.co.id, Makassar – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Mulai diberlakukan, Sabtu (3/9/2022), sekitar pukul 14.30 WIB.

Di mana Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Lalu harga Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Sontak kebijakan tersebut menuai sorotan dan dianggap kurang tepat. Pasalnya bakal berdampak signifikan terhadap roda perekonomian. Apalagi masyarakat baru saja berusaha bangkit pasca diterpa pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Puncak Arus Mudik Nataru, 2.021 Penumpang Bertolak dari Pelabuhan Tunon Taka

Kemudian naiknya harga BBM subsidi ini secara tidak langsung mendorong terjadinya inflasi yang diyakini akan melonjak tinggi di segala sektor. Bahkan kenaikan harga itu berpotensi menggerus daya beli rumah tangga, mengingat BBM merupakan salah satu komoditas primer masyarakat.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Muhammad Asdar menilai, kenaikan BBM subsidi otomatis memiliki dampak signifikan.

Baca Juga :  Sidak Pasar, Pj Wali Kota Tarakan Sebut Harga Komoditas Masih Terjangkau

” Sekarang ini alasan pemerintah menaikkan BBM, itukan karena defisit punya anggaran (APBN). Tapi rentan waktunya kita masih recovery, apakah tidak ada cara lain dari pemerintah. Pasti kita susah kalau naik, harga barang – barang naik, merepotkan kita semua,” kata Prof Asdar.

“Ongkos transpor pasti naik, apa saja terkait dengan BBM pasti naik, dan otomatis harga – harga ikut naik, inflasi di mana mana. Inflasinya potensi lebih besar,” tandasnya.(*) 

Baca Juga :  Jaringan Listrik PLTA Mentarang ke KIHI Mulai Disosialisasikan

Penulis: Akbar

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *