Curah Hujan Tarakan Menurun Hingga 2040, BMKG Ingatkan Antisipatif

benuanta.co.id, TARAKAN – Kota Tarakan yang bergantung penuh pada sumber air hujan, kian terancam krisis air saat intensitas hujan terbilang minim. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan memprediksi intensitas hujan beberapa tahun kedepan cenderung menurun.

Hal ini tak main-main, lantaran air merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Apalagi padatnya populasi penduduk di Tarakan, hanya bergantung dengan 4 sampai 5 embung yang dikelola PDAM.

Berbagai pihak mendorong Pemerintah Kota Tarakan dan Perumda PDAM Tirta Alam Tarakan untuk mengantisipasi minimnya intensitas hujan, lakukan pengerukkan embung hingga mendapatkan sumber air baru.

Mengenai intensitas hujan di Tarakan dan juga Kalimantan Utara (Kaltara), Kepala BMKG Kota Tarakan M Sulam Khilmi menyatakan prediksi BMKG menunjukkan hingga tahun 2040, di Kaltara curah hujan cenderung berkurang hingga 10 persen.

Ia menekankan di tengah kondisi curah hujan yang cenderung menurun beberapa tahun kedepan, diperlukan langkah-langkah antisipasi dari sekarang untuk bagaimana caranya, ketersediaan air dapat ditangani.

Baca Juga :  Basarnas Kerahkan Puluhan Personel dan Armada dalam Siaga SAR Nataru

“Ini sebagai proyeksi, ketika kita tidak bisa memberikan sebuah perbaikan ketersediaan air. Kalau kita sudah melihat prediksi ini, terus kita sadar dan tergerak untuk menyiapkan langkah perbaikan, aman sebetulnya,” ujar Kepala BMKG Kota Tarakan M Sulam Khilmi Selasa (23/8/2022).

Dirinya sempat menyebutkan beberapa alternatif yakni modifikasi cuaca, yaitu penaburan bibit-bibit awan. Namun menurutnya hal tersebut sangat sulit untuk dilaksanakan, karena bergantung pada kemampuan anggaran dan peralatan.

Modifikasi cuaca kata dia, membutuhkan pesawat, bibit-bibit awan yang cukup banyak dan relatif mahal. “Itu bisa dilakukan BMKG dan TNI, ketika ada hal-hal yang harus ditangani secara cepat. Tapi untuk di Tarakan tidak sebanding ya, karena mahal biayanya. Salah satunya penaburan garam untuk mengikat anasir awan menjadi besar,” sambungnya.

Lebih rinci, bila dibandingkan dengan grafik cuaca BMKG pada bulan Juli tahun 2021, hari hujan saat itu terbilang tinggi atau selama 20 hari. Kondisi saat itu menunjukkan Tarakan tidak diguyur hujan hanya sekitar 11 hari. Namun demikian, meski harus hujan terbilang tinggi tetapi intensitas hujan saat itu tergolong rendah.

Baca Juga :  Curah Hujan Desember Masuk Skala Sedang hingga Tinggi

Diterangkan Kepala BMKG Tarakan, bumi Paguntaka ini tidak memiliki klasifikasi zona musim, artinya sepanjang tahun selalu ada hujan. Ia juga memastikan, bahwa tidak ada namanya musim kemarau di Tarakan. Berdasarkan catatan pengamatan BMKG, hari tanpa hujan di Tarakan itu sangat pendek, tidak lebih dari 5 hari.

Selain itu, yang juga menjadi catatan, yakni walupun hari hujan termasuk tinggi namun intensitas hujannya cenderung menurun. Tercatat pada bulan Agustus 2022, hujan sejak tanggal 1 hingga 23 tercatat hanya 89,6 Mili Meter (MM).

Sehingga pada bulan Agustus ini intensitas hujan sangat minim. Hal ini juga yang mensinyalir berkurangnya stok air pada embung yang dikelola PDAM.

BMKG membeberkan, rendahnya intensitas hujan selama bulan ke-8 tahun 2022 ini, dikarenakan massa udara yang bergerak ke arah Kaltara dan Tarakan dari Timur atau dari Australia tidak terlalu basah. Sehingga kata Khilmi tidak membawa cukup uap air. Kedua, dipicu oleh berkurangnya daerah konvergensi di Kaltara, yang membuat berkurangnya daerah pertumbuhan awan-awan hujan.

Baca Juga :  DP3AP2KB Dampingi Ketat Anak di Bawah Umur yang Diduga Terlibat Prostitusi

“Jadi dalam beberapa bulan kedepan, seperti di bulan September 2022 diperkirakan curah hujan di Tarakan intensitas hujannya masih menengah, tidak cukup untuk memenuhi embung-embung di Kota Tarakan,” terangnya.

Berlanjut pada bulan Oktober 2021, diperkirakan beberapa wilayah di Kalimantan Utara curah hujannya sudah mulai tinggi di atas 300 mm. Namun di Tarakan, saat awal bulan Oktober curah hujan tersebut masih di skala menengah. Lalu saat pertengahan bulan hingga akhir, intensitas hujan terlihat mulai tinggi.

Pada November 2022, sebagian besar menurut BMKG wilayah di Kaltara memiliki intensitas hujan yang mulai tinggi atau lebih dari 300 mm per 3 bulan. (*)

Reporter: Kristianto Triwibowo

Editor: Matthew Gregori Nusa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *