Polres Nunukan Akan Tindak Penjual Tuak yang Dijual Bebas

benuanta.co.id, NUNUKAN – Kendati dinilai sebagai minuman tradisional dari masyarakat Nunukan. Tuak yang dijual bebas akan ditertibkan Polres Nunukan.

Yusran, bukan nama sebenarnya, salah satu penjual tuak di Nunukan mengatakan memproduksi tuak hanya sebagai sampingan saja dengan memanfaatkan pohon enau atau aren yang ada di kebun keluarganya.

“Ada 5 lebih pohon aren yang selama ini saya produksi, prosesnya pertama menyayat tandan aren, kemudian letakkan botol untuk menadah air niranya,” kata Yusran.

Baca Juga :  BPBD Nunukan Ajukan Rp100 Juta Dana Tanggap Bencana 2025, Biaya Tak Terduga Pemda Rp15 Miliar

Lanjut dia, saat ini dia hanya memiliki satu pohon yang di bisa produksi. “Biasanya jam 7 pagi itu saya sayat/iris kemudian di tadah sampai sore. Sekali tadah bisa menghasilkan 1 jeriken tuak,” jelasnya.

Ia mengaku menjual tuak hasil produksinya hanya di sekitar tetangga dekat rumahnya. Dalam satu jeriken ia menjual seharga Rp 50 ribu.

“Tuak itu tidak bikin mabuk kecuali kalau diminum banyak baru bikin mabuk, biasanya orang minum tuak hanya untuk penghantar tidur saja biar nyenyak,” terangnya.

Baca Juga :  Operasi Lilin Kayan 2024, Polres Nunukan Turunkan 123 Personel

Terpisah Plt. Kasi Humas Polres Nunukan, IPTU Supriadi menyebut akan menertibkan masyarakat yang menjual tuak secara bebas, tanpa pengawasan dari kepolisian.

“Minuman tuak sebenarnya tidak boleh di jual jadi harus kita tertibkan juga,” ucap Supriadi kepada benuanta.co.id, Sabtu (14/5/2022).

Ia khawatir jika tuak disalahkangunakan akan membahayakan bagi siapapun yang mengkonsumsinya.

“Banyaknya masyarakat menjual minuman tuak akan kita himbau agar tidak lagi memproduksi, tapi jika hanya kalangan sendiri atau di konsumsi sendiri silakan. Untuk diperjualbelikan tidak boleh,” tegasnya.

Baca Juga :  Jumlah Pasangan Menikah di Nunukan Selatan Menurun, Pernikahan di Bawah Umur Nihil

“Jadi kami tegaskan agar masyarakat jangan lagi memproduksi minuman tradisional jenis tuak karena jika terlalu banyak dikonsumsi. Apalagi anak muda mencampur dengan obat-obatan yang bisa berakibat mabuk sehingga terjadi perkelahian,” pungkasnya. (*)

Reporter: Novita A.K/Darmawan

Editor : Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *