benuanta.co.id, NUNUKAN – Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Sei Fatimah, Kecamatan Nunukan Selatan dalam sebulan bisa memproduksi pupuk kompos padat mencapai 40 Karung.
Pengelola TPST 3R bagian Pupuka Organik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nunukan, Siti Nurhajizah mengatakan sebelum menjadi pupuk kompos padat, pihaknya akan terlebih dahulu menyiapkan bahan. Karena bahannya terbuat dari daun atau sayur-sayuran yang sudah rusak, biasanya lebih banyak diambil di pasar.
Jadi langganan pengambilan sampah adalah di pasar inhutani, pada hari Selasa dan Sabtu karena puncaknya orang membuang daun kol.
“Untuk mendapatkan bahan pembuatan pupuk kompos padat kami mengangkut sampah di pasar yang diambil dari tong sampah, setelah itu akan dipilih yang diambil hanya sampah-sampah sayuran atau daun-daun. Sedangkan sampah plastik akan disingkirkan,” kata Siti Nurhajizah, Ahad (27/2/2022).
Setelah mendapatkan bahan, lalu dilakukan pemotongan secara halus, setelah itu digiling, lalu di fermentasi dengan dicampur air, obat dan kulit tebu.
Setelah itu baru dilakukan proses fermentasi tertutup selama 40 hari, lanjut dibuka dan terakhir itu diayak dan disimpan di dalam karung.
“Pupuk ini digunakan oleh perkantoran, masyarakat bagi yang membutuhkan pupuk, kebanyakan yang pesan itu dari kalangan ibu-ibu untuk pemupukkan bunga,” jelasnya.
Dalam satu karung 25 kilogram dibandrol dengan harga Rp 20 ribu. Pupuk ini juga aman digunakan bagi tanaman seperti cabai, bunga dan lainnya. Untuk pencampuran dengan ukuran satu ember tanah satu ember pupuk lalu diaduk hingga rata dan siap untuk menanam. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Matthew Gregori Nusa