benuanta.co.id, NUNUKAN – Dinas pendidikan Kabupaten Nunukan membuat Kurikulum kebudayaan lokal berbasis Teknologi informasi (IT) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kurikulum berbasis lokal ini adalah budaya lokal di Kaltara yang dituangkan ke dalam mata pelajaran.
“Kita tinggal di daerah masyarakat Tidung misalnya berbicara suku Tidung, Dayak. Bahasa ini jarang digunakan, padahal berada di tempat mereka,” ungkap Kepala Seksi Pendidikan, Tenaga Kependidikan dan Kurikulum Dinas pendidikan, Asnawi, SE, Selasa (22/2/2022).
Menurutnya, di Nunukan masyarakatnya heterogen namun terdapat suku masyarakat lokal yang harus dikembangkan.
“Format yang baru mau kita canangkan di sekolah SMP kelas 7 mereka akan kita berikan bahan tentang bahasa Tidung, tarian dan seni Tidung, alat seperti Mandau dan lainnya,” jelasnya.
Sedangkan untuk kelas 8 SMP akan diberikan pelajaran lokal Dayak Agabak dan bahasa Dayak Lundayeh yang nantinya akan masuk ke rumpun bahasanya hingga alat kesenian. baju, musik, tarian dan lainnya.
Lanjut Asnawi, untuk tingkat SD lebih memperkenalkan ke seni budaya Tidung dan Dayak yang akan diberikan saat siswa duduk di kelas 4 dan 6 sekaligus menuju pembelajaran berbasis IT tentang suku lokal. “Ini baru pencanangan kita,” imbuhnya.
Rencana dinas pendidikan di Nunukan ini akan diteruskan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam penyusunan buku kurikulum budaya lokal untuk mendapatkan dukungan.
Dedy, warga Nunukan Selatan, menyambut rencana Dinas pendidikan Kabupaten Nunukan tersebut. Upaya ini bisa disebut dalam melestarikan budaya lokal di Nunukan maupun Kaltara.
“Itu merupakan hal yang baik dan positif, banyak bahasa lokal yang terlupakan, dengan begitu anak-anak bisa mengingat dan mengetahui apa saja bahasa lokal itu hingga budayanya,” pungkas Dedy. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli







