benuanta.co.id, TANA TIDUNG – Hargai cabai yang dijual di Pasar Imbayut Taka, berangsur-angsur turun. Namun harga sejumlah sembako lainnya masih mengalami kenaikan harga.
Selama memasuki tahun 2022 ini, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Tana Tidung (KTT), memantau hargai cabai yang sebelumnya sempat menyentuh harga Rp 200 ribu per Kilogram (Kg), kini turun dikisaran Rp 140 ribu hingga Rp 120 ribu saja per Kg.
“Dari pantauan terakhir kita di lapangan ya, seperti itu dan kita harap harga cabai ini tidak meroket lagi seperti saat akhir bulan Desember 2021 lalu,” kata Kepala Bidang perdangangan, Disperindagkop KTT, Riko, Ahad (9/1/2022).
Riko menjelaskan harga Sembako lainnya seperti minyak goreng dan telur masih di angka penjualan yang sama. Di mana harga jualnya masih tinggi bagi sebagian kalangan masyarakat.
“Minyak tanah itu yang sebelumnya Rp 20 ribuan per liternya, naik hingga Rp 40 ribuan. Begitu juga dengan telur yang per piringnya mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribuan dan harga itu belum mengalami penurunan hingga saat ini,” jelasnya.
Masih tingginya harga sejumlah Sembako, menurut Riko disebabkan beberapa fakor. Seperti adanya biaya tambahan saat mengirimkan Sembako itu dan adanya kenaikan harga untuk Bahan Bahar Minyak (BBM).
“Dari pantauan kita memang seperti itu keadaannya dan faktor- faktor itu, sangat mempengaruhi harga sembako. Apalagi kenaikan harga Sembako ini juga terjadi di sejumlah wilayah di Kaltara,” terangnya.
Terpisah, Icha, salah satu pedagang Pasar Imbayut Taka, berpendapat meroketnya harga sembako merupakan imbas dari naiknya sejumlah kebutuhan barang dan jasa yang terjadi di Indonesia.
“Kita kan biasa mengambilnya dari pemasok juga dan dari pemasok memang sudah menetapkan harga segitu dan bukan hanya di kita saja. Tapi di seluruh wilayah,” ujar Icha.
“Jadi semaki jauh jarak antarnya, bisa makin tinggi juga harga yang dikeluarkan. Makanya harga sembako ini ikut naik,” tutupnya. (*)
Reporter : Osarade
Editor : Yogi Wibawa