TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ada di 2 daerah rujukan, yakni Kota Tarakan dan Tanjung Selor, yang pada Maret mengalami perubahan. Dengan kondisi itu, Provinsi Kaltara mengalami deflasi.
“Deflasi untuk Provinsi Kaltara sebesar -0,02 persen, atau terjadi perubahan IHK 103,97 pada bulan Februari 2021 menjadi 103,96 bulan Maret 2021,” ungkap Kepala BPS Provinsi Kaltara Tina Wahyufitri kepada benuanta.co.id, kemarin.
Dia mengatakan Kota Tarakan mengalami deflasi sebesar -0,19 persen dan Kota Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,64 persen. Dari 90 kota pantauan IHK nasional, Bulan Maret 2021 yaitu sebanyak 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota lainnya mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terdapat di Jayapura sebesar 1,07 persen dan inflasi terendah terdapat di Banjarmasin sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terdapat di Bau-Bau sebesar -0,99 persen dan deflasi terendah terdapat di Palopo sebesar -0,01 persen,” ucapnya.
Baca Juga : Gubernur Tawarkan 7 Sektor Peluang Investasi di Kaltara kepada RBDC Brunei
Baca Juga : Terima Kunjungan Kemendagri, Gubernur dan Wagub Bahas Pembangunan Perbatasan dan Ibukota Kaltara
Tina mengatakan deflasi di Kaltara dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok perawatan jasa lainnya sebesar -0,68 persen, kelompok transportasi sebesar -0,65 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,01 persen.
Sedangkan untuk inflasi dipengaruhi oleh kenaikan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,02 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,00 persen.
“Inflasi 0,00 persen juga terjadi pada kelompok kesehatan, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran,” sebutnya.
Pada bulan Maret 2021, kelompok pengeluaran yang memiliki andil yang dominan terhadap deflasi Kaltara adalah kelompok transportasi sebesar -0,07 persen dan kelompok perawatan dan jasa lainnya sebesar -0,05 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memiliki andil yang dominan terhadap inflasi adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,10 persen dan kelompok pendidikan sebesar 0,00 persen serta lainnya. (*)
Reporter: Heri Muliadi
Editor : Nicky Saputra