TARAKAN – Calon gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H. Zainal Arifin Paliwang, SH M.Hum hadir ke kantor pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Tarakan.
Kunjungan calon gubernur nomor urut 3 pada Selasa malam (7/11/2020) ini merupakan agenda silaturahmi bersama jajaran pengurus LDII Kaltara dan lima kabupaten kota yang digelar secara virtual.
Kehadiran Zainal A Paliwang dalam pertemuan yang penuh keakraban itu direspons baik oleh seluruh pengurus LDII kabupaten kota.
Secara pribadi masing-masing pengurus mengaku sangat mengapresiasi dan mendukung program kerja Zainal A Paliwang yang berpasangan dengan Dr Yansen TP sebagai calon wakil gubernur Kaltara.
Seperti yang disampaikan pengurus DPD LDII Tarakan. Namun mereka mengusulkan dari empat program unggulan yang dicanangkan Zainal-Yansen yaitu pendidikan, pertanian, perikanan, dan kesehatan perlu juga sektor pariwisata menjadi perhatian.
“Karena sektor pariwisata ini sifatnya berkesinambungan dan pariwisata Kaltara memiliki potensi yang sangat besar, hanya tidak diperhatikan. Berbeda sektor lain, ada masanya akan habis,” terangnya dalam pertemuan itu. Menurutnya sektor pariwisata sejauh ini minim mendapat perhatian dari Pemprov Kaltara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa slogan Kaltara terdepan yang kerap digaungkan selama ini tak terkoneksi secara nyata di lapangan. “Slogan Kaltara terdepan hanya khayalan saja,” cetus salah satu pengurus.
Ketua DPW LDII Kaltara H. Zainuddin AL Amin mengharapkan apabila Zainal-Yansen terpilih pada Pilgub Kaltara 9 Desember mendatang dapat lebih memperhatikan dunia pesantren.
“Program Zainal-Yansen menurut kami sangat realistis. Mudahan terealisasi,” ujarnya seraya turut mendoakan Zainal-Yansen dapat memenangkan Pilgub Kaltara 2020.
Dia berharap, pesantren juga akan diberikan bantuan peningkatan pendapatan, khususnya insentif guru ngaji.
Menyambut aspirasi perorangan dari pengurus LDII, Zainal menuturkan bahwa bersama Yansen dirinya telah berkomitmen menaruh perhatian terhadap pesantren yang bagian penting dalam membangun akhlak generasi bangsa.
“Termasuk insentif guru ngaji yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Dan marbot atau pengurus masjid juga akan kita perhatikan,” katanya. (adv)
Editor: M. Yanudin