Presiden Jokowi Sampaikan Prioritas Industri Turunan Batu Bara

Jakarta – Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa prioritas pengembangan industri turunan batu bara.

“Ada beberapa prioritas yang bisa dikerjakan seperti program gasifikasi batubara atau DME gasifikasi batubara menjadi syngas dan yang diperlukan industri petrokimia serta DME yang sangat penting sebagai substitusi LPG dimana LPG kita masih impor sehingga bisa mengurangi impor LPG kita,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu dalam rapat terbatas dengan topik “Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara” melalui “video conference”.

DME atau dimethyl ether dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG sedangkan syngas yang merupakan singkatan dari “synthetic gas” merupakan gas berenergi yang dihasilkan melalui proses gasifikasi batu bara untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kimia seperti pupuk dan petrokimia, listrik dan gas kota.

Baca Juga :  2019-2023, Jumlah Pelanggan PDAM di Kaltara Meningkat 26.696

“Saya minta road map optimalisasi batu bara dalam negeri betul-betul dipercepat dengan penerapan teknologi yang ramah lingkungan,” tambah Presiden.

Presiden Jokowi meminta agar para menterinya menentukan strategi produk hilir yang ingin dikembangkan.

“Sehingga jelas arah mana yang akan kita tuju. Berapa banyak yang akan diubah menjadi gas, berapa banyak yang akan diubah menjadi petrokimia dan kawasan yang akan dikembangkan menjadi hilirisasi industri batubara di mana saja sehingga jelas arah kita ini seperti apa,” tegas Presiden.

Baca Juga :  Jaringan Listrik PLTA Mentarang ke KIHI Mulai Disosialisasikan

Presiden juga memerintahkan agar wilayah yang memiliki cadangan sumber batu bara dipastikan cukup untuk menjamin pasokan batu bara dalam hilirisasi industri batu bara.

“Sebelumnya saya ingin mengingatkan bahwa kita semua harus bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah dan salah satunya adalah batu bara menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Ini saya kira strategi besar yang kita harus konsisten untuk menjalankannya,” ungkap Presiden.

Baca Juga :  Puncak Arus Mudik Nataru, 2.021 Penumpang Bertolak dari Pelabuhan Tunon Taka

Untuk itu, industri batu bara Indonesia diminta untuk bergerak ke pengembangan industri turunan batu bara mulai dari industri peningkatan mutu “upgrading”, pembuatan briket batu bara, pembuatan kokas (batu bara berkalori tinggi), pencairan batu bara, gasifikasi batu bara sampai dengan campuran batu bara cair.

“Saya yakin dengan mengembangkan industri turunan batu bara ini saya yakin dapat meningkatkan nilai tambah komoditas berkali-kali lipat, mengurangi ‘core’ bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri seperti industri baja, industri petrokimia dan tidak kalah pentingnya kita bisa membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya,” jelas Presiden.(ant)

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *