TARAKAN – Masyarakat Krayan, Kabupaten Nunukan mengeluhkan kelangkaan pada salah satu kebutuhan dasar, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disuplai dari kota Tarakan. Pasalnya kelangkaan BBM ini telah berlangsung sejak lama, padahal diketahui suplai BBM dari Tarakan ke Krayan terbilang cukup lancar setiap bulannya.
Sales Branch Manager 5 PT. Pertamina Kaltimtara, Abdillah Rorke mengatakan, dari Tarakan ke Krayan suplai BBM selama ini sangat lancar, normalnya dikirimkan dua kali sehari.
“Selama bulan Oktober 2020 pengiriman BBM lancar, biasanya dalam sekali penerbangan, kita membawa 4 ribu liter, baik premium maupun biosolar ke Krayan. Hari ini dengan cuaca agak mendung bisa mengirim 2 kali,” ujarnya kepada benuanta.co.id.
Baca Juga: BBM di Krayan Selalu Kosong, FMP-SK Pertanyakan Proyek Bisa Jalan Terus
Perlu diketahui, di Krayan terdapat dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), yaitu berada di Krayan Induk dan Krayan Selatan, masing-masing memiliki kebutuhan BBM tersendiri.
“Terkait keluhan masyarakat Krayan sedang kita dalami dan kita ketahui apa penyebabnya. Karena suplai BBM dari Tarakan ke Krayan sangat lancar,” sebutnya.
Menurut Abdillah, jika suplai ke Krayan tidak lancar akibat operasional pengiriman yang terkendala, mungkin penyebab kelangkaan BBM sudah diketahui, namun selama bulan Oktober 2020 pengiriman BBM selalu lancar.
“Kita sudah komunikasi dengan perwakilan masyarakat Krayan, untuk bekerjasama melakukan pengecekan di lapangan. Jadi prosesnya masih sedang didalami dan dievaluasi terkait kekosongan atau kelangkaan BBM,” terangnya.
Dijelaskan Abdillah, jika tidak terkendala, dalam 1 hari PT. Pertamina Tarakan bisa mengirimkan 8 ribu liter BBM ke Krayan. Sebagai gambaran, terhitung sejak tanggal 1 Oktober hingga 20 Oktober 2020, Tarakan telah menyuplai sebanyak 116 ribu BBM ke Krayan.
“Ada kemungkinan akan bertambah, namun angka saat ini maksimal yang bisa kami kirimkan ke Krayan, karena pengiriman bisa saja terkendala pada cuaca dan maintenance pesawat,” jelasnya.
Mengirimkan BBM ke wilayah Krayan merupakan kewajiban Pertamina untuk menjalankan amanah Presiden RI, yaitu BBM 1 harga bersubsidi, namun faktor safety tetap di nomor satukan.
Dilihat dari histori pengiriman dan kebutuhan masyarakat di Krayan, rata-rata kebutuhan BBM di dua SPBU, produk untuk solar 70 ton per bulan dan premium 65 ton hingga 70 ton per bulan.
“Rata-rata ini yang kita lihat sebagai kebutuhan BBM di Krayan, namun tidak menutupkemungkinan kebutuhan ini bisa lebih, dan bisa menyuplai lebih banyak juga,” tuturnya.
“Kita sudah dalam proses evaluasi terkait kelangkaan BBM di Krayan, jika suplai lancar maka terdapat kemungkinan ada masalah pada operasional di lapangan,” imbuhnya.
“Kami selalu mengingatkan kepada SPBU, dalam penyaluran BBM 1 harga kita harus tetap mematuhi peraturan Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak,” tutupnya.
Sementara itu, salah satu pihak kontraktor yang coba dihubungi terkait persoalan ini, belum mau memberikan keterangan. Aling dari PT Benua yang menjalankan proyek di Krayan tak memberikan komentar setelah dihubungi benuanta.co.id. Baik melalui telepon seluler maupun pesan WhatsApp.(*)
Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor : M. Yanudin