Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencetak laba konsolidasi (beserta anak perusahaan) sebesar Rp10,2 triliun pada semester pertama 2020 meski di tengah fokus menyelamatkan UMKM yang terdampak pandemi COVID-19.
“Meski kita fokus pada penyelamatan UMKM, bisnis kami masih tumbuh. Laba konsolidasian mencapai Rp10,20 triliun. Aset Rp1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73 persen,” kata Direktur Utama BRI Sunarso saat jumpa pers secara virtual di Jakarta, Rabu.
Berbeda dengan krisis sebelumnya, lanjut Sunarso, krisis kali ini berdampak ke seluruh lapisan masyarakat terutama kepada pelaku UMKM akibat adanya pembatasan-pembatasan yang dilakukan. Sejak awal pandemi terjadi, BRI telah berkomitmen untuk fokus melakukan upaya penyelamatan dan membantu kebangkitan UMKM.
Upaya masif yang dilakukan oleh BRI untuk membantu UMKM tetap bertahan di masa pandemi, diantaranya melakukan restrukturisasi kredit. Hingga 31 Juli 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur.
Perseroan juga berupaya mengakselerasi aktivitas ekonomi pelaku UMKM diantaranya dengan terus menyalurkan pinjaman secara selektif. Hingga akhir Juni 2020, tercatat BRI telah menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp922,97 triliun atau tumbuh 5,23 persen (yoy). Pencapaian tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan pada Juni 2020 sebesar 1,49 persen (yoy).
Dari total pinjaman tersebut, sebesar 78,58 persen diantaranya atau senilai Rp725,27 triliun disalurkan ke segmen UMKM. Perseroan menargetkan 80 persen portofolio pinjaman BRI pada 2022 mendatang merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM.