NUNUKAN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan melaksanakan Rembug Tani di Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Nunukan Selatan. Hal itu dilakukan untuk melakukan komunikasi antara penyuluh, dengan sasaran dalam hal ini petani, dalam penyampaian ilmu (teori) dan teknologi (praktis) pertanian.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Nunukan Selatan, Asry Aziz, STP., MAP mengatakan, kegiatan rembug tani ini bertujuan untuk menghimpun dan memfasilitasi petani guna memberikan masukan kepada instansi terkait yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan di bidang pertanian, serta upaya pemecahanya. Seperti ketersediaan bibit unggul, pupuk, alsintan dan ketersediaan air pada saat melakukan usaha taninya.
“Ini juga kami lakukan untuk memperkenalkan dan menambah wawasan pada petani dengan perkembangan teknologi pertanian. Serta sebagai ajang silaturahmi antara penyuluh dan petani,” kata Asry kepada benuanta.co.id, Jumat (31/7/2020).
Dalam Kegiatan rembug tani dapat tersusun rencana kegiatan usaha tani dan juga terjadwal pelaksanaan usaha tani serta teridentifikasi masalah dan upaya pemecahanya, juga mengevaluasi hasil usaha tani, kelompok tani, maupun Gabungan Kelompok Tani.
Sedangkan prioritas masalah utama adalah ketersediaan Alsintan. Sehingga perlunya perbaikan dan penambahan infrastruktur irigasi dan air yang dibutuhkan petani untuk mengairi sawahnya agar dapat tercukupi pada waktu dibutuhkan. Sehingga, penanaman dilakukan bisa serentak.
Karena penyusutan pengairan areal persawahan juga dampak negatif nyata dari terbukanya areal perkebunan kelapa sawit di areal persawahan. Sehingga terjadi degradasi atau penyusutan lahan sawah dan juga penyerapan dan keterbatasan air guna mengairi persawahan.
“Perlunya penerapan teknologi pengelola tanaman terpadu (padi) untuk meningkatkan produksi, sehingga swasembada pangan bisa mencapai target,” jelasnya.
Untuk mencapai keberhasilan di bidang pertanian khususnya padi, tidak lepas dari peran dan dukungan kelompok tani atau Gapoktan. Kelompok tani dalam mempercepat swasembada pangan harus memberi dukungan optimal guna mengurangi pasokan pangan dari luar seperti beras dari Sulawesi dan Jawa.
“Sehingga penguatan kelompok tani sebagai ujung tombak dalam pencapaian swasembada pangan di wilayah ini perlu dilakukan,” terangnya.
Dan pemerintah daerah perlu memfasilitasi kepentingan petani dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, melalui perbaikan jaringan irigasi, adopsi teknologi dan bantuan sarana prasarana pertanian.
Saat ini luas lahan sawah yaki 350 Hektare (Ha) dan saat ini yang telah tergarap baru 50 Ha, sisanya belum tergarap karena sebagian besar petani beralih ke rumput laut. “Dan inilah yang ingin kita bangkitkan agar petani semangat lagi untuk bertani atau bersawah,” tutupnya. (*)
Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin