MALINAU – Kekecewaan partai politik (Parpol) berlambang Banteng, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, tampaknya akan berimbas kepada pencalonan petahana Irianto Lambrie ke Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltara 2020.
Padahal jika dilihat pada Pilgub sebelumnya, partai besutan Megawati Soekarno Putri itu merupakan parpol yang bisa dikatakan paling berjasa atas menangnya Irianto Lambrie di pesta demokrasi di provinsi termuda ini.
Namun, hasil kerjanya yang tidak dianggap pro rakyat selama menjabat sebagai gubernur, kini membuat PDIP ogah untuk mendukungnya kembali.
“PDIP inikan partai suara rakyat dan saat ini banyak suara rakyat yang meneriakkan kekecewaannya pada si Ir, jelas donk sebagai partai rakyat kita juga sakit hati. Karena si Ir tidak bisa memegang amanahnya untuk membangun Kaltara,” kata ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Kaltara Drs. Jhonny Laing Limpang.
Bahkan, Jhony juga tidak segan untuk membandingkan pembangunan ibukota Kaltara pada masa Irianto Lambrie menjabat, dengan masa di mana Kabupaten Malinau baru pertama kali dibangun.
Ia beranggapan kalau masa pembangunan Kabupaten Bulungan jauh lebih maju ketimbang dimasa Irianto Lambrie jadi gubernur.
“Dulu masa saya menjabat DPRD Bulungan periode tahun 2000-an semua pembangunan lancar-lancar saja dari ekonomi hingga pembangunan fisik,” ungkapnya lagi.
“Tapi sekarang coba lihat Ibu kota masih berbentuk kabupaten, infrastruktur gak ada. Bahkan Gedung DPR saja masih ngontrak bangunan, padahal sudah 7 tahun loh jadi gubernur,” pungkasnya dengan sedikit nada kesal.
Dari semua fakta-fakta itu, Drs Jhonny Laing pun menyarankan kepada Irianto Lambrie untuk tidak berharap kepada PDIP lagi. “PDIP punya calon, entah dari kader sendiri atau tokoh-tokoh lainnya, intinya ada dan itu bukan Irianto,” tutupnya.(*)
Reporter: Osarade
Editor: Benuanta
Mantap pa Jhony untuk apa punya gubernur yang tidak pro rakyat.